Apa
yang Anda bayangkan ketika mendengar kata BlackBerry Messenger (BBM)?.
Selain seluk beluk kisah tentang aplikasi yang akan digunakan pada
platform Android dan iOS, juga tak bisa dipungkiri tentang ketenaran
aplikasi social chat yang digandrungi oleh 60 juta pengguna di seluruh
dunia.
Tapi
apakah pernah terpikir dalam benak tentang siapa sebenarnya dalang di
balik kesuksesan besar aplikasi yang biasa disebut BBM? Dialah Garry
Klassen dan inilah hikayatnya bersama BlackBerry Messenger.
"Tak semua orang di perusahaan yang setuju dengan aplikasi pesan instan sesama platform ini," Garry mengilas balik ingatannya. Dia bilang, semua yang terjadi saat ide BlackBerry Messenger pertama kali muncul tak semudah seperti mengirim pesan lewat BBM seperti sekarang. Banyak orang-orang skeptis yang tak percaya idenya akan menjadi luar biasa.
Namun beberapa kata darinya meyakinkan perusahaan untuk mempercayakan proyek ini kepada Garry Klassen, "Ini akan menjadi yang pertama di perangkat mobile, dan hanya ada di perangkat mobile,"
Setelahnya, proyek BlackBerry Messenger mulai berjalan sejak 2005 dengan tim kecil, yang bahkan dipertemukan antara anggota satu dengan yang lainnya karena ketidaksengajaan.
Salah satu anggota tim adalah pelajar dari Mississauga yang tengah berkesperimen dengan aplikasi instant-messaging ciptaannya sendiri dan mengirimkannya ke perusahaan Research In Motion. Alhasil ia direkrut menjadi tim BBM.
Tim BBM juga harus terlatih untuk memperjuangkan proyek pesan instan ini. Dikatakan oleh Garry, ia dan timnya terkadang harus kabur dari meeting untuk mengerjakan proyek BBM. Sebagaimana laiknya proses sesuatu yang akan menjadi besar nantinya, pengerjaan BBM tidak berjalan mulus.
Tim menghadapi beberapa kegagalan dan kesalahan-kesalahan pada mulanya. Terlebih, tekanan yang dirasakan oleh Garry cs berlipat-lipat karena harus bersaing dengan MSN dan AOL Instant Messenger yang tengah populer masa itu.
"Kami mengujicoba banyak hal yang akhirnya gagal. Tapi dari kesalahan-kesalahan itulah yang menghasilkan inovasi baru yang lebih penting," kisah Garry sebagaimana dikutip dari Therecord.
Salah satu yang diperdebatka oleh tim adalah indikator dengan huruf D dan R yang menandakan pesan telah terkirim dan dibaca oleh penerima pesan. Yang ternyata menjadi salah satu bagian penting di aplikasi BBM. Menurut Garry, indikator itu amatlah penting bagi pengguna.
"Itu bisa menyebabkan stres ketika Anda tampak online, padahal tidak," tutur pria berkacamata. Namun akhirnya hingga kini, pengguna aplikasi BlackBerry Messenger menyentuh angka 60 juta pengguna di seluruh penjuru dunia. Hal kecil dari tim kecil yang berubah jadi besar.
Garry Klassen, ia tidaklah seperti pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pencipta Twitter Jack Dorsey, atau pendiri situs jejaring sosial Tumblr seharga Rp1 triliun David Karp yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi.
Lulusan Geologi
Garry hanyalah lulusan University of Waterloo jurusan Geologi tahun 1992 yang pernah masuk ke gua untuk mencari emas dan bekerja di ladang minyak. Garry seorang lulusan Geologi yang sepenuhnya belajar teknologi informasi.
"Kini, ketika BBM sudah menjadi besar, kian banyak orang-orang yang bekerja di tim BBM yang dulunya hanya beberapa orang. Bahkan tim BB10 sekarang ini merupakan gabungan dari orang-orang yang berada di negara-negara berbeda," jelas Garry.
Namun di akhir itu semua, Garry memberikan jawaban menarik dari pertanyaan: apakah Garry Klassen pernah mengharapkan dan membayangkan BBM akan berkembang seperti sekarang ini?
Dan ia menjawab, "Saya tak pernah berpikir akan jadi sebesar ini, tapi ketika Anda memiliki mimpi, Anda memiliki harapan, dan Anda mengerjakan apa yang direncanakan, segalanya bisa terjadi,"
(amr)
"Tak semua orang di perusahaan yang setuju dengan aplikasi pesan instan sesama platform ini," Garry mengilas balik ingatannya. Dia bilang, semua yang terjadi saat ide BlackBerry Messenger pertama kali muncul tak semudah seperti mengirim pesan lewat BBM seperti sekarang. Banyak orang-orang skeptis yang tak percaya idenya akan menjadi luar biasa.
Namun beberapa kata darinya meyakinkan perusahaan untuk mempercayakan proyek ini kepada Garry Klassen, "Ini akan menjadi yang pertama di perangkat mobile, dan hanya ada di perangkat mobile,"
Setelahnya, proyek BlackBerry Messenger mulai berjalan sejak 2005 dengan tim kecil, yang bahkan dipertemukan antara anggota satu dengan yang lainnya karena ketidaksengajaan.
Salah satu anggota tim adalah pelajar dari Mississauga yang tengah berkesperimen dengan aplikasi instant-messaging ciptaannya sendiri dan mengirimkannya ke perusahaan Research In Motion. Alhasil ia direkrut menjadi tim BBM.
Tim BBM juga harus terlatih untuk memperjuangkan proyek pesan instan ini. Dikatakan oleh Garry, ia dan timnya terkadang harus kabur dari meeting untuk mengerjakan proyek BBM. Sebagaimana laiknya proses sesuatu yang akan menjadi besar nantinya, pengerjaan BBM tidak berjalan mulus.
Tim menghadapi beberapa kegagalan dan kesalahan-kesalahan pada mulanya. Terlebih, tekanan yang dirasakan oleh Garry cs berlipat-lipat karena harus bersaing dengan MSN dan AOL Instant Messenger yang tengah populer masa itu.
"Kami mengujicoba banyak hal yang akhirnya gagal. Tapi dari kesalahan-kesalahan itulah yang menghasilkan inovasi baru yang lebih penting," kisah Garry sebagaimana dikutip dari Therecord.
Salah satu yang diperdebatka oleh tim adalah indikator dengan huruf D dan R yang menandakan pesan telah terkirim dan dibaca oleh penerima pesan. Yang ternyata menjadi salah satu bagian penting di aplikasi BBM. Menurut Garry, indikator itu amatlah penting bagi pengguna.
"Itu bisa menyebabkan stres ketika Anda tampak online, padahal tidak," tutur pria berkacamata. Namun akhirnya hingga kini, pengguna aplikasi BlackBerry Messenger menyentuh angka 60 juta pengguna di seluruh penjuru dunia. Hal kecil dari tim kecil yang berubah jadi besar.
Garry Klassen, ia tidaklah seperti pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pencipta Twitter Jack Dorsey, atau pendiri situs jejaring sosial Tumblr seharga Rp1 triliun David Karp yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi.
Lulusan Geologi
Garry hanyalah lulusan University of Waterloo jurusan Geologi tahun 1992 yang pernah masuk ke gua untuk mencari emas dan bekerja di ladang minyak. Garry seorang lulusan Geologi yang sepenuhnya belajar teknologi informasi.
"Kini, ketika BBM sudah menjadi besar, kian banyak orang-orang yang bekerja di tim BBM yang dulunya hanya beberapa orang. Bahkan tim BB10 sekarang ini merupakan gabungan dari orang-orang yang berada di negara-negara berbeda," jelas Garry.
Namun di akhir itu semua, Garry memberikan jawaban menarik dari pertanyaan: apakah Garry Klassen pernah mengharapkan dan membayangkan BBM akan berkembang seperti sekarang ini?
Dan ia menjawab, "Saya tak pernah berpikir akan jadi sebesar ini, tapi ketika Anda memiliki mimpi, Anda memiliki harapan, dan Anda mengerjakan apa yang direncanakan, segalanya bisa terjadi,"
(amr)
KOTAK KOMENTAR
|