Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, makin mantap akan memberi lurah gaji sebesar Rp25 juta per bulan. Pemberian gaji fantastis tersebut dilakukan agar tak ada lagi oknum-oknum lurah yang memalak warga Ibu Kota.
"Penghasilan totalnya kira-kira segitu. Kita akan evaluasi, tapi enggak boleh nilep. Kalau sekarang kan ada oknum lurah," ucap pria yang biasa disapa Ahok saat ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2014).
Ahok mengungkapkan lurah nakal masih menghantui warga. Mereka beroperasi pada pelayanan-pelayanan ke masyarakat, seperti ketika warga ingin mengurus surat pembangunan rumah. Lurah nakal tersebut, lanjut Ahok, biasa meminta jatah sebesar 0,5-1 persen dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pembangunan rumah.
"Kalau kamu mau ngurus surat pembangunan rumah, diminta 0,5 persen sampai 1 persen dari NJOP, itu kan pungli. Terus masih minta setor menyetor," tutur pria kelahiran Belitung Timur 48 tahun silam ini.
Gaji sebesar itu sangat wajar diberikan pada lurah. Pasalnya, tugas dan amanat yang diemban oleh lurah Jakarta cukup berat. Bahkan, lanjut dia, seorang lurah yang jujur pun belum tentu mau menerima gaji sebesar Rp25 juta per bulan tersebut.
"Nah, kalau kamu enggak nilep-nilep duit kegiatan, enggak motong-motong. Kalau yang kerja jujur mah, Rp25 juta doang enggak mau. Tanggung jawabnya berat," pungkas Ahok.
KOTAK KOMENTAR
|