Desember lalu mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa menyindir arisan istri pejabat yang nilainya sangat fantastis. Dia menyebut ada istri pejabat yang ikut arisan tas sampai Rp 25 juta per bulan. Tak hanya istri pejabat, demam arisan juga menyerang para sosialita di Jakarta.
Pada dasarnya arisan sudah lama ada, dan bukan hal yang baru di telinga masyarakat Indonesia. Awalnya tujuan arisan untuk menjalin silaturahmi antarkeluarga besar. Namun kini berkembang seiring dengan perubahan zaman.
Arisan telah menjelma menjadi ajang pamer kekayaan, bertukar gosip, sekaligus sarana mendapat pengakuan sosial. Arisan masa kini bukan lagi sebatas arisan ibu-ibu kompleks. Di kalangan sosialita Ibu Kota, ada fenomena demam arisan.
“Asal muasalnya arisan itu buat silaturahmi, tapi arisan yang erat kaitannya dengan pergaulan, aku rasa memang baru booming pada 4 tahun belakangan ini.
(Baca juga) : Desain Tato Unik Di Gigi
Pesohor yang juga penulis buku Kocok; The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites ini mengatakan, budaya arisan makin lama kian spekatakuler. Arisan tak lagi digelar di rumah untuk tujuan sosial, tapi restoran yang sedang naik daun atau tempat-tempat populer.
Lokasi adalah elemen penting dalam arisan. Pada 10 atau 15 tahun lalu, arisan biasa dilakukan di rumah atau restoran. Namun kini lokasi favorit adalah tempat yang tengah ramai diperbincangkan, tak peduli bila harus didatangi dengan menumpang pesawat.
Motivasinya pun berganti menjadi ajang show off alias pamer kekayaan ataupun untuk eksis lewat foto-foto heboh. Demi pengakuan itu, penampilan pun harus maksimal, tidak boleh biasa-biasa saja.
Sensasi diciptakan dengan tema busana heboh ketika arisan, mulai dari gaya Lady Gaga, gaya Sex and The City, tema Barbie, seragam India atau ala sailormoon. Peserta arisan pun akan berlomba datang dengan berlomba berpenampilan spektakuler lengkap dengan make up maksimal, perhiasan gemerlap hingga barang fashion bermerek.
Bergesernya makna arisan di kalangan sosialita ini antara lain dipicu oleh perkembangan teknologi. Seperti Blackberry, iPhone, dan sejumlah gadget yang mendukung aplikasi media sosial. “Aplikasi foto dan sosial media itu juga mendorong orang pengen eksis di arisan,” kata Nadia.
Menjamurnya sejumlah restoran sekaligus tempat nongkrong kian mendorong para sosialitas kian eksis. Tak jarang mereka pamer foto dengan latar belakang restoran tersebut.
Nadia Mulya saat peluncuran buku Kocok |
KOTAK KOMENTAR
|