Sejak
berusia dua bulan, Kaelyn Krawcyzyk mengidap mastositosis parah,
penyakit super langka yang dapat mengakibatkan reaksi alergi mematikan
hanya karena terkena hal-hal sepele seperti panas atau obat-obatan
tertentu. Namun seekor anjing menyelamatkan nyawanya.
Mastositosis
merupakan penyakit yang menyebabkan akumulasi atau penumpukan sel mast
yang abnormal di salah satu atau beberapa sistem organ sekaligus.
Padahal ketika sel-sel mast diaktifkan, mereka dapat memicu peradangan
alergi secara tiba-tiba.
Menurut
Mastositosis Society, penyakit ini sangatlah langka dengan gejala dan
tingkat keparahan yang beragam. Namun bagi KK, panggilan untuk Kaelyn,
reaksi-reaksi alergi yang dialaminya bisa saja fatal dan dapat meningkat
dengan cepat menjadi reaksi anafilaktik atau shock fatal.
"Reaksinya
beragam, mulai dari kulitnya memerah hingga tekanan darah yang menurun
drastis, muntah-muntah dan sesak napas," ungkap sang ibu, Michelle
Krawzyck (39).
Tim
dokter telah memperingatkan keluarga ini bahwa KK mungkin takkan pernah
bisa bersekolah. "Mereka bilang itu tidaklah aman. Ia bisa saja
langsung mengalami anafilaktik dengan cepat dan kita takkan pernah tahu
apa pemicunya. Kami sangat terpukul," tambah Michelle.
Bocah
berusia tujuh tahun asal Apex, North Carolina itu juga harus diawasi
sepanjang malam karena orangtuanya khawatir berbagai hal, bahkan selimut
hangat saja bisa menimbulkan reaksi alergi pada anaknya, atau mungkin
lebih buruk dari itu.
Apalagi
belakangan KK kerap mengalami infeksi pada ginjal dan harus bolak-balik
ke rumah sakit. Dari situ dokter menemukan bahwa pemutih yang digunakan
dalam prosedur operasi dan sejumlah zat kimia yang terkandung dalam
anesthesia atau obat bius dapat memicu respons alergi yang berbahaya
pada KK.
"Salah
satu yang kami tahu ia berisiko tinggi terhadap anesthesia. Dan ia
punya reaksi yang sangat buruk pada hal ini di masa lalu. Kulitnya
memerah dan tekanan darahnya begitu rendah, dan ia juga mengalami sesak
napas," kata ibu empat anak itu.
Tapi
18 bulan belakangan, orangtua KK menemukan 'pengawas' yang lebih baik,
seekor anjing jenis terrier bernama JJ yang dapat mengendus adanya
perubahan sel dalam tubuh KK sebelum bocah itu mengalami reaksi serius
dan memberi peringatan kepada orang tuanya bahwa KK butuh pengobatan
secepat mungkin.
JJ
dilatih khusus untuk mengembangkan kemampuan penciumannya oleh Deb
Cunningham, direktur program deteksi bau di Eyes Ears Nose and Paws,
Chapel Hill, sebuah agensi jasa untuk anjing. JJ tumbuh di rumah
Cunningham dan menjalani pelatihan intens selama 9 bulan untuk menjadi
seekor anjing yang dapat mendeteksi (calon) pasien diabetes.
Sementara
itu, keluarga Krawczycks sedang mencari seekor anjing yang dapat
membantu memberikan peringatan kepada mereka ketika KK mengalami reaksi
lalu memanggil Cunningham.
Cunningham
pun bertanya apakah mastositosis dapat memunculkan bau tertentu, dengan
harapan ia dapat melatih seekor anjing untuk mendeteksi adanya reaksi
pada KK. Michelle juga diminta membawa sampel air liur dan potongan baju
KK ketika ia mengalami reaksi sehingga JJ dapat dilatih untuk
mendeteksi air liur dan keringatnya.
Hanya
menjalani pelatihan selama satu bulan di bulan Januari, JJ dapat
merespons salah satu reaksi alergi KK yang terburuk. "Ia mulai menjilati
putri kami untuk membangunkannya. Padahal seluruh monitor jantung
tampak normal. Lalu KK berkata jika ia merasa ada bola di dalam
tenggorokannya. Ternyata ia mengalami pembengkakan. Empat menit setelah
JJ memperingatkan kami, barulah monitornya mulai berubah," kisah
Michelle seperti dikutip dari ABC News.
"Ternyata
JJ bisa memperingatkan staf rumah sakit jauh lebih cepat daripada
seluruh peralatan modern. Bahkan bisa dikatakan JJ adalah indikator yang
lebih baik ketika terjadi sesuatu dibandingkan monitor apapun,"
imbuhnya.
Minggu
ini, tim dokter pun memperbolehkan JJ dan pelatihnya untuk menemani KK
di dalam ruang operasi Duke University Medical Center. Dalam operasi
untuk memperbaiki ginjal KK itu, JJ bertugas memperingatkan para ahli
anestesi jika mungkin zat dalam obat bius memunculkan reaksi pada KK
sehingga mereka dapat mencegahnya dengan obat lain sebelum kondisinya
menjadi berbahaya.
"Saya begitu bangga pada JJ. Ia melampaui ekspektasi saya," tutur Cunningham.
Kini
KK diperbolehkan bersekolah dengan didampingi JJ. Michelle juga ikut
mendampingi KK dan duduk diam di pojok kelas sembari melakukan
pekerjaannya. "Tapi karena JJ begitu sensitif sehingga saya bisa
membiarkan KK melakukan apapun yang ia ingin lakukan hingga JJ
memperingatkan saya untuk menghentikannya," ujarnya.
KOTAK KOMENTAR
|