Elizabeth Widya Niadianita, salah satu dari perancang alat pemungut sampah dari aliran sungai itu, mengaku tidak ada beban saat merampungkan pembuatan alat itu. Alat itu mulanya juga hanya dibuat untuk memenuhi tugas karya ilmiah pelajaran muatan lokal riset di sekolahnya. "Modal iseng sih, enggak ribet-ribet amat kok," kata pelajar program IPS yang baru saja naik kelas XII itu.
Niadianita mengatakan, awalnya ide membuat karya untuk memecahkan solusi sampah di sungai merupakan saran gurunya. Kata dia, saran itu disampaikan guru pelajaran muatan lokal riset di sekolahnya karena mudah menang kompetisi. "Tapi tidak ada target harus menang juga," kata dia.
Konsultasi dengan guru itu kemudian mereka kembangkan lewat pengamatan langsung di sungai. Kebetulan, lokasi SMAN 6 Kota Yogyakarta hanya berjarak 300-an meter dari aliran sungai Code yang membelah kota Yogyakarta. "Di sana memang banyak sampah, maklum dekat permukiman," ujar Niadianita.
Hasil menggali informasi di internet, saat Niadianita dan dua rekannya masih kelas XI, semula tidak memuaskan. "Belum ada alat khusus yang canggih bisa memungut sampah dari sungai," ujar dia.
Karena terdesak waktu ujian akhir sekolah di penghujung kelas XI, mereka akhirnya menemukan gagasan sederhana, yakni menggerakkan sampah ke penampungan dengan papan berjalan mirip ekskalator. Tidak disangka, proposal karya ini ternyata lolos final IYEI di Malaysia. "Kami sudah kelas XII dan lama tak mengutak-atik alat ini," ujar dia.
Tri Ayu Lestari, rekan satu tim Niadianita, menambahkan informasi lolosnya karya mereka ke IYEI Malaysia membuat mereka agak serius. "Maklum, kalau menang kan hebat, kelas internasional," ujar dia.
Ayu mengatakan, mereka kembali mengubek-ubek internet untuk mencari ide agar alat penyaring sampah sungai makin efektif. Konsep "Turbin Undershoot" akhirnya muncul. "Dengan perangkat ini makin banyak sampah ke arah putaran turbin dan terangkut papan berjalan ke bak sampah," kata dia.
Kata Ayu, timnya mengebut penyempurnaan karyanya sebulan penuh menjelang tenggat akhir penyusunan laporan karya ilmiah ke panitia IYEI di Malaysia. "Kami kerja banting tulang sekitar sebulan itu," kata dia.
Hasilnya, kata Ayu, mengejutkan. Mereka memenangi medali emas kategori Teknologi Hijau. "Kami benar-benar enggak menyangka," ujar dia.
Kata dia, selepas memenangi kompetisi, gagasan yang muncul untuk penyempurnaan alat itu makin menggebu. Dia membayangkan apabila alat itu terpasang di banyak titik aliran sungai, masalah sampah penyebab banjir bakal tuntas. "Kami mulai berpikir alat ini bisa berguna," ujar dia.
ini baru prototipenya gan, semoga ada yang sadar merealisasikan ide mereka
Bingung mekanisme kek gimana gan? ini cara kerjanya gan
Prihatin melihat tumpukan sampah yang kerap terlihat di sungai kota-kota besar di Indonesia membuat Nurina Zahra Rahmati, Tri Ayu Lestari, dan Elizabeth Widya Niadianita, terdorong membuat alat. Tiga pelajar SMAN 6 Kota Yogyakarta ini pun membuat turbin undershoot penyaring sampah. Bagaimanakah cara kerja alat itu?
Nurina menjelaskan, prinsip kerja alat ini adalah membersihkan sungai dengan menyaring sampah secara otomatis di berbagai titik alirannya. Prototipe Turbin Undershoot Penyaring Sampah berbentuk baki persegi panjang. Bahan utamanya alumunium yang dirancang membentuk kolam berisi air sebagai tiruan sungai. Panjangnya satu meter, lebar setengah meter, dan tinggi 20 sentimeter. Di dalam baki ada rangkaian mesin khusus yang menjadi miniatur penyaring sampah. Penempatannya diletakkan di posisi menghadang aliran sungai.
Deretan bagian depan rangkaian alat penyaring sampah dimulai dengan dua turbin yang terpasang sejajar di bagian kanan dan kiri. Pemasangannya membentuk sebuah gerbang yang memenuhi sepertiga badan baki yang menjadi miniatur sungai. Dua turbin yang sebagian badannya tercelup air itu memutar searah dengan aliran sungai. Model aliran sungai di baki dibuat oleh penemu-penemu belia ini dengan cara manual. Mereka menggerakkan air ke arah turbin dengan tangan.
Putaran turbin berfungsi menjaring sampah. Begitu sampah mendekati turbin, aliran air yang membawanya makin kencang. Sampah pun lekas berlari ke arah belakang kedua turbin. Di belakang turbin, sudah menghadang papan dari lempeng aluminium yang terpasang dengan kemiringan 80 derajat. Papan ini berjalan otomatis ke arah menjauh dari turbin.
Cara kerja alat ini mirip eskalator yang mengangkut orang ke lantai lebih tinggi seperti di banyak mal. Papan berjalan ini bergerak karena sistem giginya terhubung dengan rantai yang menyambung ke turbin.
Begitu sampah sampai di titik tertinggi dari gerak ekskalator miring tersebut, sampah akan jatuh ke belakang alat penyaring sampah. Di sana, bak sampah penampungan sudah menunggu. "Turbin di prototipe ini digerakkan oleh baterei listrik biasa.
Ide brilian tiga peneliti belia ini tak berhenti. Niadianita, anggota tim lainnya, mengatakan alat tersebut bisa dikembangkan lebih canggih di dunia nyata. "Makin hemat energi apabila dilengkapi generator dan baterei penyimpan listrik yang memanfaatkan energi putaran turbin yang digerakkan derasnya aliran sungai," kata pelajar program IPS ini.
Niadianita mengatakan inovasi juga bisa ditambahkan pada papan ekskalator yang menaikkan sampah. Jalur jalan papan berjalan yang membawa sampah bisa dibelokkan ke arah pinggiran sungai. "Bak sampah jadi lebih luas," ujar dia.
Kecemerlangan karya tiga siswi yang kini duduk di kelas XII itu mendapat penghargaan internasional. Karya mereka berhasil meraih medali emas kategori green technology di ajang International Exhibition for Young Inventor (IEYI) di Malaysia.
Nurina menjelaskan, prinsip kerja alat ini adalah membersihkan sungai dengan menyaring sampah secara otomatis di berbagai titik alirannya. Prototipe Turbin Undershoot Penyaring Sampah berbentuk baki persegi panjang. Bahan utamanya alumunium yang dirancang membentuk kolam berisi air sebagai tiruan sungai. Panjangnya satu meter, lebar setengah meter, dan tinggi 20 sentimeter. Di dalam baki ada rangkaian mesin khusus yang menjadi miniatur penyaring sampah. Penempatannya diletakkan di posisi menghadang aliran sungai.
Deretan bagian depan rangkaian alat penyaring sampah dimulai dengan dua turbin yang terpasang sejajar di bagian kanan dan kiri. Pemasangannya membentuk sebuah gerbang yang memenuhi sepertiga badan baki yang menjadi miniatur sungai. Dua turbin yang sebagian badannya tercelup air itu memutar searah dengan aliran sungai. Model aliran sungai di baki dibuat oleh penemu-penemu belia ini dengan cara manual. Mereka menggerakkan air ke arah turbin dengan tangan.
Putaran turbin berfungsi menjaring sampah. Begitu sampah mendekati turbin, aliran air yang membawanya makin kencang. Sampah pun lekas berlari ke arah belakang kedua turbin. Di belakang turbin, sudah menghadang papan dari lempeng aluminium yang terpasang dengan kemiringan 80 derajat. Papan ini berjalan otomatis ke arah menjauh dari turbin.
Cara kerja alat ini mirip eskalator yang mengangkut orang ke lantai lebih tinggi seperti di banyak mal. Papan berjalan ini bergerak karena sistem giginya terhubung dengan rantai yang menyambung ke turbin.
Begitu sampah sampai di titik tertinggi dari gerak ekskalator miring tersebut, sampah akan jatuh ke belakang alat penyaring sampah. Di sana, bak sampah penampungan sudah menunggu. "Turbin di prototipe ini digerakkan oleh baterei listrik biasa.
Ide brilian tiga peneliti belia ini tak berhenti. Niadianita, anggota tim lainnya, mengatakan alat tersebut bisa dikembangkan lebih canggih di dunia nyata. "Makin hemat energi apabila dilengkapi generator dan baterei penyimpan listrik yang memanfaatkan energi putaran turbin yang digerakkan derasnya aliran sungai," kata pelajar program IPS ini.
Niadianita mengatakan inovasi juga bisa ditambahkan pada papan ekskalator yang menaikkan sampah. Jalur jalan papan berjalan yang membawa sampah bisa dibelokkan ke arah pinggiran sungai. "Bak sampah jadi lebih luas," ujar dia.
Kecemerlangan karya tiga siswi yang kini duduk di kelas XII itu mendapat penghargaan internasional. Karya mereka berhasil meraih medali emas kategori green technology di ajang International Exhibition for Young Inventor (IEYI) di Malaysia.
KOTAK KOMENTAR
|
ARTIKEL TERKAIT
Unik
- Band Indonesia yang punya nama unik, kamu pernah dengar lagunya?
- Berhenti Kerja, Pria Ini Traveling Untuk Berburu Pokemon
- Gila! Manusia Ini Menggugat Tuhan Ke Pengadilan
- Mengejutkan Wanita Melahirkan Tanpa Hamil
- Tanpa Pasangan Orang Ini Menikah Dengan Dirinya Sendiri
- Ada Ada Saja Jasa Sewa Paling Aneh Di Dunia
- Di Kebun Binatang Ini, Hewan Dibiarkan Mati Kelaparan Hingga Menjadi Mumi
- Heboh, Bocah Ini Menjadi Bukti Reinkarnasi Itu Ada
- Pria Tua Ini Telepon 911 untuk Minta Makan, Akhirnya Mengejutkan
- Rahasia Terbesar Umat Manusia ini Lenyap Karena Kematian Mereka
- Nenek Super Cantik yang Keseksiannya Bikin Pria Muda Gemetar
Pendidikan
- Foto Miris Perjalanan Melawan Maut Pergi Ke Sekolah
- Kenapa Angka 11, 12 Disebut Eleven dan Twelve, Begini Jawabannya
- Ini Jawaban dari Teka-teki Buah yang Bikin Bingung Netizen Sedunia
- Judul Skripsi Paling Aneh
- Kursus Bahasa Inggris di Negara ini, Gurunya Wajib Bugil Ketika Mengajar
- Perbedaan Mendasar Sistem Pendidikan di Indonesia dan Luar Negeri
- Motivasi Luar Biasa Seorang Ibu Guru Kepada Muridnya Tentang Kehancuran Islam
- [WOW] Soal Matematika Bisa Diselesaikan dengan Menggunakan Kamera HP
- Mesin Perang Mematikan ini Lahir dari Kejeniusan Seorang Archimedes
- Tak Terima Kepala Dijitak, Siswi Kecil Ini Tendang 'Anu' Bapak Guru
- Alasan mahasiswa nggak mau duduk di kursi depan
Teknologi
- NASA Rahasiakan Rekaman Suara Misterius Ini Selama 47 Tahun dan Kini Akhirnya Dibongkar
- Ciri – Ciri Anda Terlalu Banyak Menggunakan Smartphone
- Ini Lho Asal Mula Kenapa Susunan Huruf Keyboard Nggak Beraturan
- Ngaku Deh, Kamu Pasti Berharap 6 Alat Doraemon Ini Benar-benar Nyata
- Kecanggihan Israel yang Telah Menguasai Kehidupan Manusia
- [WOW] Soal Matematika Bisa Diselesaikan dengan Menggunakan Kamera HP
- Waduh, Mainan Hotwheels Baru ini Dianggap Biang Dosa, Ini Sebabnya
- Dengan Penemuan Baru Ini, Wanita Bisa Buang Air Kecil Sambil Berdiri
- Pandangi Titik Hijau, Mata Anda Tak Akan Mampu Lihat Titik Kuning Lagi
- Inilah 3 Alasan Kenapa Smartphone Malah Menjadi Masalah Bagi Manusia Abad 21
- HP Hilang, Tak Perlu Lapor Polisi, ini Cara Mudah Menemukannya