Kena Penyakit Aneh, Delfina Menangis Keluarkan Darah

komentar | baca - tulis komentar
Sejak empat tahun yang lalu, Delfina Cedeno mengalami gejala-gejala penyakit yang aneh. Saat menangis, bukan air mata yang keluar melainkan darah. Ia juga lebih sering mimisan dan mengalami kerontokan rambut yang cukup parah.

Delfina Cedeno, remaja 19 tahun asal Verondi Republik Dominika, menderita penyakit aneh yang menyebabkan darah merembes dari kuku dan pusarnya. Kondisi yang semakin memburuk bahkan membuatnya menangis dan berkeringat darah, lebih sering mimisan dan mengalami kerontokan rambut yang cukup parah. Pada kondisi terburuk, pendarahan bisa terjadi sampai 15 hari dan pernah membuat tubuhnya sedemikian kritis hingga membutuhkan tranfusi darah. Meski telah dilakukan ratusan tes, penyakitnya belum juga diketahui.

"Pada awalnya tidak ada yang bisa membantu saya dan mereka menatap seperti orang gila ketika saya mengatakan apa yang sedang terjadi. Tapi suatu hari saya mulai pendarahan di depan dokter dan mereka mulai menganggapnya serius.

Karena kondisinya, Delfina menjadi begitu malu dan takut meninggalkan rumah. Dia putus sekolah dan banyak teman-teman yang menjauhi karena takut penyakitnya bisa menular.

"Orang-orang takut padaku. Mereka pikir jika mereka menyentuh saya, saya akan menodai mereka dengan darah. Anak-anak tertawa dan berteriak pada saya. Untuk waktu yang lama, saya hanya mengurung diri di kamar tidur," lanjutnya.

Delfina menjadi begitu tertekan, akibatnya ia pernah mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dengan minum obat penenang hingga overdosis. Delfina harus dirawat intensif di rumah sakit selama seminggu. Ia mengalami serangan jantung hingga dokter harus memberi kejutan listrik.

Beruntung, nyawanya masih bisa diselamatkan. Kini, empat tahun setelah semuanya dimulai, dokter akhirnya membuat terobosan. Diperkirakan Delfina menderita kondisi langka yang disebut hematidrosis, yang artinya ia memiliki tingkat adrenalin 20 kali lebih tinggi dibanding orang normal. Kecemasan bisa menyebabkan tekanan darahnya meningkat begitu tinggi hingga ia mengeluarkan keringat darah.

Kondisi ini sangat jarang terjadi. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Indian Journal of Dermatology, kondisi ini menyebabkan pembuluh darah yang mengelilingi kelenjar keringat mengerut atau menyempit, sehingga lebih banyak memberikan tekanan. Ketika kecemasan meningkat, pembuluh darah bisa menjadi pecah. Darah masuk ke dalam kelenjar keringat, yang mendorongnya bersama dengan keringat ke permukaan, membuat tetesan darah bercampur dengan keringat.

Kini kondisi Delfina sedikit membaik, ia diberi obat untuk mengendalikan kecemasannya, yang juga membantu untuk mengontrol perdarahan. Yang lebih menggembirakan, kini ia tak lagi sendiri karena ada seorang pria yang selalu setia menemaninya, yaitu Recaris Avila.

075533_delfinacedenobarcroftmedia