Tuesday, 2 December 2014

[WOW] Orang Belanda ini Habiskan Tabungan Demi Rawat Anak Terlantar di Lombok




komentar | baca - tulis komentar

Prihatin pada kondisi anak-anak jalanan di Kota Lombok, Nusa Tenggara Barat, seorang warga Belanda tergerak membangun yayasan untuk bocah terlantar di sana. Tempat dinamakan Yayasan Peduli Anak itu akhirnya berdiri pada 2006-2007.



Chaim Fetter menceritakan pengalamannya pada merdeka.com beberapa waktu lalu. Meski kaya dan sukses sejak usia 23 tahun namun ada ruang kosong dalam dirinya yang tak bisa digantikan dengan harta. "Umur 13 tahun saya buat bisnis sendiri, saya buat website sendiri, itu dua dekade lalu. Tiga tahun kemudian saya buat bisnis sendirimenghasilkan cukup banyak keuntungan, sekitar usia 24 tahun saya sudah memiliki segalanya," ungkap Fetter.

Di usia belasan lelaki ini berhasil membuat coding (membuat aplikasi dengan bahasa pemrograman) yang memperkenalkannya pada bisnis teknologi informasi membuatnya sukses hingga kini. Namun materi berlimpah itu tak membuatnya bahagia. Awalnya dia tak mengerti penyebab kegalauan itu hingga akhirnya meninggalkan rutinitas pekerjaan dan berlibur ke Indonesia, tempat kakek-neneknya dibesarkan. Negeri ini juga menjadi tempat lahir ayah Fetter.

"Jadi saya seperti ada di mid life crisis, dan saya berusaha untuk sedikit traveling dan menetap selama liburan di Indonesia. Saya ke Lombok, salah satu tempat terbaik di Indonesia. Di sana banyak anak-anak jalanan, meminta-minta dan saya ingin tahu apa masalah mereka," kata Fetter.

Fetter pun lantas meminta bantuan supir taksi yang dikendarainya di Lombok untuk bertanya pada tiga orang anak jalanan demi mengetahui alasan mereka tinggal di jalanan. Fetter mendapati anak-anak tersebut berasal dari keluarga miskin dan mereka ditinggal orang tuanya yang menjadi buruh migran di Malaysia, sementara saudara mereka tidak mampu menafkahi kebutuhan sehari-hari.

"Mereka diusir, tinggal di jalan, tidur di mal, mereka ingin sekolah lagi. Saya bilang, ok kalau mau sekolah lagi kita bawa kamu ke sekolah. Jadi kami pergi ke sekolah, ketemu sama kepala sekolah, kami bayar untuk sekolahnya satu tahun," ungkap Fetter.

Meski demikian Fetter tidak langsung memutuskan untuk membuat yayasan di Lombok. Saat balik ke Belanda barulah dia mengerti tujuan hidup sebenarnya. 

"Ok inilah hal yang saya ingin lakukan lebih baik lagi. Jadi saya jual perusahaan saya di Belanda, saya pindah sekitar 2004. Saya ke Indonesia, ke Lombok," kata Fetter.

Fetter menyiapkan segala hal mulai dari rencana membangun bisnis pariwisata di Lombok, membeli sebidang tanah untuk membangun yayasan anak-anak terlantar, hingga melakukan riset soal bocah jalanan di Lombok. Untuk misinya ini dia bekerja sama dengan salah satu universitas di Mataram.

"Dalam satu bulan, 10 mahasiswa itu interview sekitar 400 anak jalanan. Dari 400 anak jalanan itu, 80 persen ingin sekolah lagi. Sambil menjalani proses itu, saya masih menunggu proses pembebasan lahan di Gili Trawangan yang ingin saya beli dan saya dapat banyak sorotan dari media Belanda," tutur Fetter.

Sorotan media Belanda tersebut berimbas pada kucuran bantuan yang warga Belanda yang peduli terhadap program sosial Fetter. Dari donasi tersebut ditambah uang pribadinya Fetter membangun Yayasan Peduli Anak di atas lahan seluas 1,5 hektar di Lombok. "Saya membangun dari tabungan saya sendiri dan uang sumbangan. Jadi kami habiskan sekitar USD 1 juta (setara Rp 12,3 miliar) dalam 10 tahun terakhir," ucap Fetter.

"Kita buat Yayasan Peduli Anak tahun 2006. Di lahan 1,5 hektar, kita buat dua sekolah, SD dan sekolah keterampilan. Ada tiga panti, ada mushola, ada kolam renang, ada klinik. Kita punya guru sendiri, dan sekolahnya juga sudah akreditasi," ungkapnya.



Sumber : Owunik . blogspot . com - yang unik, emang asyik :)


KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

INFormasi... Gak Basii...

infosihh.blogspot.com

Mobile | Lintas.me
sansanichsan71@gmail.com
Back to Top
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...