Tidak dapat dipungkiri, bahwa sejarah kedekatan hubungan antara Indonesia dan Mesir masih saja membekas hingga saat ini. Sekaligus membuktikan betapa erat hubungan persahabatan antara Presiden RI Pertama Soekarno dengan Presiden Mesir waktu itu Gamal Abdel Naser. Bagi sebagian anggota senior militer Mesir yang saat ini masih aktif mengurusi militer, sosok Soekarno adalah panutan. Kecintaan terhadap Soekarno dan keberaniannya pun terus hidup di dalam dada mereka. (Baca juga): Ini nih Tren Fotografi yang Lagi Nge-Tren
Hebatnya, kecintaan tersebut tidak hanya berupa seremonial saja. Namun banyak juga masyarakat Mesir yang menamakan anak-anak mereka dengan “Ahmad Soekarno”. Bahkan, nama “Soerkarno” juga tersemat dengan gagahnya pada sebuah jalan protokol di Mesir. Sehingga nama tokoh proklamator kebanggaan bangsa Indonesia itu pun terus hidup dalam sanubari sebagian masyarakat Mesir.
Ternyata, peristiwa berdarah yang saat ini sedang terjadi di Mesir, nama Soekarno masih dapat mendinginkan kepala beberapa petinggi militer Mesir yang terkenal sangar itu. Kira-kira begitulah pengalaman hidup mati yang dialami oleh seorang wartawan senior Antara di Mesir Bapak Munawar Makyanie pada (16/8) lalu. Di saat ia sedang menjalankan tugasnya sebagai wartawan resmi, meliput situasi mutakhir Mesir, tiba-tiba seorang anggota patroli militer yang bertubuh tinggi besar, tanpa babibu langsung menangkapnya, dan menarik lengannya dengan kasar lalu menceploskannya ke dalam mobil patroli. Padahal ia telah berusaha berteriak serta menunjukkan ID Card resminya, namun tetap saja diangkut pergi.
Kejadian tersebut tentu saja sangat mengkhawatirkan bagi keselamatan dirinya. Apalagi situasi keamanan Mesir lagi buruk-buruknya, “Bisa-bisa aku hanya tinggal nama saja kalau begini.” Kira-kira begitulah ungkapan hati Pak Makyanie. Namun, naluri kewartawanannya pun tetap bekerja dengan baik, ia berusaha mengontak KBRI Cairo untuk memberi tahu keberadaannya. Sayang, baru beberapa kata yang sampat ia ucapkan, handphone itu pun sudah berpindah ke tangan serdadu itu. Selanjutnya semua tawanan yang ada di mobil tersebut, ditutup matanya dengan kain hitam, sebab akan dibawa ke suatu tempat rahasia.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang, tempat yang dituju itu pun sampai juga. Yaitu sebuah komplek militer yang sangat terasing dari keramaian kota. Kumuh dan terkesan angker. Selanjutnya, semua barang bawaannya diamankan oleh petugas, termasuk sebuah kamera yang menjadi andalan kerjanya. Sebelum memasuki ruang interogasi, tiba-tiba ia dipanggil oleh seorang perwira senior Mesir, lalu ia bertanya, “Kamu dari Indonesia? Betul, saya wartawan Indonesia dan ini ID card saya dari Kementerian Penerangan dan Istana Kepresidenan Mesir,” jawab Pak Makyanie. Lalu dijawab oleh perwira itu, “Ooh… Ahmad Soekarno? Saya sangat menyukai Ahmad Soekarno.” sambil terus tersenyum. Akhirnya perwira itupun berkata, “Baik silakan duduk”.
Kemudian setelah hendak diinterogasi oleh seorang petugas militer, tiba-tiba datang seorang petugas dengan pakaian jas lengkap dan rapi, serta membawanya ke sebuah ruangan, lalu petugas itu berkata, “Maaf kami telah salah membawa bapak kemari, ini semua barang-barang bapak dan petugas kami akan membawa bapak kembali ke tempat semula.” Dengan wajah tersenyum ramah petugas itu pun menjabat tangannya dan berlalu dengan ucapan salam.
Dengan berlinang air mata karena haru, Pak Makyanie pun terus mengucapkan syukur tiada henti sambil melangkah kembali ke rumahnya. Ternyata Allah SWT masih memberikan kesempatan hidup untuknya. Dan satu lagi yang sangat terkesan dalam peristiwa itu adalah, nama pahlawan proklamator Indonesia Soekarno, masih sangat mujarab di negeri piramida itu. Masyarakat Mesir masih sangat menghormati tokoh bangsa yang satu ini. Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-68. (Baca juga): CEWE CANTIK + BENING ini Bangga Akhirnya Bisa Masuk Teve
KOTAK KOMENTAR
|