Kantuk rentan menyergap Anda sehabis sahur. Supaya tidak lanjut tidur, perhatikan tips berikut ini, cara Rasulullah dan sahabat agar tidak tidur setelah sahur:
1. Mengakhirkan sahur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan sahur.
Mengakhirkan sahur ini juga termasuk salah satu sunnah puasa sehingga para sahabat pun melakukan hal yang sama.
Berapa jeda waktu antara makan sahur dan shalat Subuh?
Zaid bin Tsabit meriwayatkannya kepada kita:
تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاَةِ. قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا قَالَ خَمْسِينَ آيَةً.
“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian
Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan
sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”. (HR. Muslim)
Dengan dekatnya waktu sahur dengan waktu Subuh (terbit fajar), selain mendapat keberkahan seperti disebutkan dalam hadits lainnya, juga meminimalisir peluang untuk mengantuk.
Sebaliknya, jika waktu sahur dan waktu Shubuh masih berjam-jam, biasanya besar keinginan untuk tidur.
2. Salat dan dzikir
Seperti hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau biasa mengisi waktu jeda antara makan sahur dan waktu Shubuh dengan shalat, dzikir dan doa.
Selain mendapatkan keutamaan waktu sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu mustajab untuk berdoa, otomatis juga terhindar dari tidur.
3. Shalat Subuh berjamaah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau adalah orang-orang yang paling rajin shalat berjamaah. Maka begitu tiba waktu Shubuh, mereka (sudah) pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Shubuh berjamaah. Usai shalat berjamaah, mereka juga biasa berdiam diri di masjid. Dzikirnya lama. Bahkan banyak pula yang baru selesai setelah matahari terbit dan sekitar 10-15 menit kemudian menunaikan shalat ba’da syuruq yang keutamaannya seperti pahala haji.
Praktis, tidak ada waktu tidur setelah sahur.
Dengan dekatnya waktu sahur dengan waktu Subuh (terbit fajar), selain mendapat keberkahan seperti disebutkan dalam hadits lainnya, juga meminimalisir peluang untuk mengantuk.
Sebaliknya, jika waktu sahur dan waktu Shubuh masih berjam-jam, biasanya besar keinginan untuk tidur.
2. Salat dan dzikir
Seperti hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau biasa mengisi waktu jeda antara makan sahur dan waktu Shubuh dengan shalat, dzikir dan doa.
Selain mendapatkan keutamaan waktu sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu mustajab untuk berdoa, otomatis juga terhindar dari tidur.
3. Shalat Subuh berjamaah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau adalah orang-orang yang paling rajin shalat berjamaah. Maka begitu tiba waktu Shubuh, mereka (sudah) pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Shubuh berjamaah. Usai shalat berjamaah, mereka juga biasa berdiam diri di masjid. Dzikirnya lama. Bahkan banyak pula yang baru selesai setelah matahari terbit dan sekitar 10-15 menit kemudian menunaikan shalat ba’da syuruq yang keutamaannya seperti pahala haji.
Praktis, tidak ada waktu tidur setelah sahur.
KOTAK KOMENTAR
|