Herman (65) warga Pondok Benda, Pamulang Kota Tangerang Selatan selalu tampil eksentrik.
Sekitar 70 hingga 80 biji batu akik menempel di tubuhnya. Ada puluhan cincin batu akik, kalung liontin hingga beberapa gelang.
Hermanus Manafe, nama lengkapnya, memang tak seperti para penggemar batu akik yang umumnya hanya mengenakan satu atau dua cincin di jari jemari mereka.
Meski baru setahun menggemari batu akik, Herman sudah mengoleksi sekitar 750 batu akik dari berbagai macam daerah.
"Ada 500 cincin batu dan sekitar 250 liontin," kata Herman saat ditemui di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (13/6/2015).
Hermanus menghabiskan sekitar Rp300 juta untuk mengoleksi semua batu yang dia koleksi.
"Anak-anak dan istri tak masalah saya koleksi banyak batu," kata Herman.
Menurut Herman, tak ada masalah bagi keluarga atas dana yang dia habiskan untuk mengoleksi batu.
"Bagi istri dan anak-anak yang penting bapaknya senang," kata Herman.
Sebagian besar keluarga tak ada yang mengikuti kegemaran Herman mengoleksi batu.
Herman yang merupakan pensiunan pengacara itu, kini kerap menerima ajakan foto saat berada di keramaian.
Pria penggila batu akik itu memang kerap muncul di beberapa kegiatan pameran atau tempat gosok batu akik di kawasan Tangerang Selatan.
Di situ dia meladeni ajakan foto bersama.
Baik sesama penggemar batu akik, maupun warga yang sekedar kagum dengan penampilan nyeleneh Herman.
Ada orang dewasa maupun anak-anak.
Saat bertemu Tribunnews, Herman memamerkan sejumlah batu yang dia kenakan.
Tampak di antaranya batu jenis Phyrus, Bacan, Blue Saphire, Raflesia hingga batu Pancawarna dari Garut.
"Hampir semua batu di Indonesia sudah saya koleksi, batu dari NTT juga saya punya," kata Herman.
Namun ada batu yang belum dimiliki Herman. "Batu Merah Delima apa sudah punya ?"
Merah Delima terbilang batu langka dengan sederet mitos mistis.
"Wah kalau itu tak mungkin. Saya belum punya," kata Herman.
KOTAK KOMENTAR
|