Dua teller, atau petugas bank di Wenzhou, Provinsi Zhejiang, Cina, tertular penyakit kel-amin gara-gara memegang dan menghitung uang kotor. Salah satu teller yang berinisial A-Li, mengaku sebelum tertular penyakit itu, dirinya tak pernah melakukan aktivitas se*sual beresiko. Begitu juga saat pasangannya dites, hasilnya negatif.
Ilustrasi Mata uang Cina, yuan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Ginekolog di sebuah rumah sakit di Wenzhou, seperti dikutip dari shanghaiist.com, mengatakan A-Li tertular penyakit ke-lamin gara-gara uang yang dipegangnya terpapar kuman penyebab penyakit tersebut. "Penularan kuman penyakit kepada korban terjadi secara tidak langsung, setelah menghitung uang itu dia pergi ke kamar mandi, tapi tidak mencuci tangannya terlebih dahulu," ujar sang dokter seperti ditulis pada 27 Juni 2015 kemarin.
Sebelum kasus A-Li ini menghebohkan media setempat, kasus penularan penyakit kel-amin lewat media uang juga dilaporkan menimpa teller bank lain di kota tersebut. Dokter ahli kel-amin di Rumah Sakit Rakyat Wenzhou, Li Feifei menjelaskan, salah satu pasiennya yang memakai nama samaran Xiaole juga tertular setelah melakukan pekerjaannya di bank. "Xiaole bahkan belum pernah melakukan hubungan se*sual sebelumnya."
Menurut para ahli, penularan penyakit kel-amin ini memang bisa terjadi lewat berbagai media, bukan cuma melalui hubungan kelamin. Kuman atau virus penyakit bisa menyebar lewat kontak dengan dudukan toilet, alat makan yang dipakai bersama-sama, air kolam renang, dan uang. Namun penularan penyakit ini sebetulnya tidak semudah itu. "Misalnya virus herpes yang baru bisa menular lewat luka," ujar seorang dokter.
Pada 2013 lalu, pemerintah Cina mengeluarkan peraturan kontroversial yang melarang pengidap penyakit kel-amin dan orang-orang dengan HIV-positif dilarang menggunakan fasilitas pemandian umum. Peraturan ini kemudian diprotes karena sangat diskriminatif.
KOTAK KOMENTAR
|