Thursday, 10 December 2015

Inilah 8 Adab Berbicara Yang Bisa Selamatkan Kita dari Perpecahan




komentar | baca - tulis komentar

Menjadi seorang manusia yang merupakan makhluk sosial, maka sudah menjadi hal yang wajar jika kita berkumpul dan berkomunikasi dengan masyarakat. Salah satu wujud komunikasi adalah perbincangan.
Nah ada yang perlu diwaspadai dalam perbincangan ini yaitu timbulnya benih-benih permusuhan yang meretakkan persaudaraan. Untuk itu, demi menghindari hal-hal yang menimbulkan perpecahan, ada baiknya kita simak beberapa adab berbicara berikut ini.

1. Berkata Baik atau Diam

Yang paling sulit kita lakukan, terkadang adalah menahan apa yang akan kita keluarkan dari lisan. Kita khawatir jika apa yang hendak kita ucapkan adalah kata-kata yang buruk.
Berkata baik atau diam [image source]
Berkata baik atau diam [image source]
Nah, karenanya diam bisa menjadi solusi yang tepat untuk menahan kata-kata buruk tersebut keluar dari mulut kita. Iya, sikap diam mampu meredam keinginan untuk berkata-kata. Karena lebih baik diam daripada berkata yang tak perlu, apalagi menyakitkan.

2. Tidak Banyak Bicara

Sikap diam susah dilakukan, atau bahkan gagal?? Maka ada lagi satu cara agar kita bisa menahan diri dari mengatakan hal yang tidak baik yaitu menghemat kata-kata.
Tidak banyak bicara [image source]
Tidak banyak bicara [image source]
Selain bisa mencegah keluarnya kata-kata buruk dari mulut kita, sikap ini juga bisa untuk menghemat tenaga saat berbicara. Jadi tidak usah banyak bicara hemat kata-kata, hemat tenaga, persaudaraan tetap akur. Setuju??

3. Hindari Ghibah dan Namimah

Ghibah adalah menggunjing dan namimah adalah mengadu domba. Dua hal ini jelas bisa merenggangkan hubungan persaudaraan kita dengan orang lain. Itulah sebabnya kita perlu berhemat kata-kata!
Hindari ghibah dan namimah [image source]
Hindari ghibah dan namimah [image source]
Karena semakin kita banyak bicara, maka tanpa sadar kita telah menjurus pada ghibah ataupun namimah. Jadi, daripada kita kehilangan sahabat terbaik kita, lebih baik tahan diri untuk ghibah atau namimah dengan tidak usah banyak bicara.

4. Jangan Berdusta

Nah, apalagi yang satu ini! Selain merupakan dosa yang dibenci Allah, berdusta juga bisa menjadi hal yang menjauhkan kita dari sahabat-sahabat kita yang lain.
Jangan berdusta [image source]
Jangan berdusta [image source]
Dan seringnya, saat kita berbincang seru dengan orang lain, demi mendapatkan simpati dari candaan kita, kita melakukan dusta. Padahal dusta itu haram walau hanya sekedar bercanda.

5. Meninggalkan Debat Meskipun di Atas Kebenaran

Kadang agar dipandang sebagai sosok yang pintar atau cerdas, kita begitu bernafsu untuk menjadi pemenang dalam adu argumentasi dengan orang lain. Padahal saat berdebat, kita akan banyak bicara dan tanpa sadar ada kata-kata yang buruk terucap.
Jangan meninggalakan debat [image source]
Jangan meninggalakan debat [image source]
Selain itu sadarkah kamu, bahwa ternyata walau debat atau adu argumentasi telah berakhir, kadang orang yang merasa kalah masih menyimpan sakit hati.
Itulah mengapa, lebih baik kita hindari saja perdebatan, walaupun memang kita berada di pihak yang benar.

6. Tidak Memotong Pembicaraan Orang Lain

Salah satu indikator bahwa seseorang itu kurang bisa menghargai lawan bicaranya adalah ketika lawan sedang berbicara, dengan tanpa meminta izin dia seenaknya memotong pembicaraan tersebut. Hal ini bisa menimbulkan prasangka dan sakit hati pembicara tersebut.
Jangan memotong pembicaraan [image source]
Jangan memotong pembicaraan [image source]
Nah, untuk menghindari hal demikian, maka kita perlu meminta izin terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Hal ini dilakukan jika memang mendesak dan kita hendak memotong apa yang sedang dibicarakan orang tersebut.
Jika diizinkan, silahkan berbicara tentang apa yang akan kita sampaikan dengan baik, dan seperlunya. Namun jika tidak diizinkan, maka kita hormati dan tunggu sampai yang bersangkutan selesai berbicara.

7. Tidak Mengeraskan Suara

Terkadang ada beberapa orang yang bawaannya keras saat berbicara. Ini mungkin karena pengaruh dialek sehari-hari dari suku atau kebiasaan keluarganya. Namun, tak semua orang memahami dan mengerti keadaan orang dengan suara keras ini.
Jangan keraskan suara [image source]
Jangan keraskan suara [image source]
Karenanya jika kita adalah orang dengan karakter suara keras, berhati-hatilahsaat berbicara dengan orang lain. Terlebih orang-orang yang baru atau belum terlalu mengenal kita.
Belajar untuk pelan dan menjaga intonasi serta volume suara kita, adalah langkah tepat untuk menghargai lawan bicara kita. Sehingga kata-kata yang baik dan nada suara lembut kita akan membuat orang lain juga menghormati kita.

8. Mempersilahkan Yang Lebih Tua Untuk Berbicara Dahulu

Allah memerintahkan dan Rasulullah pun mengajarkan juga, bahwa kita harus menghargai orang yang lebih tua. Salah satunya adalah dengan mempersilahkan mereka berbicara terlebih dahulu, jika mereka ingin mengatakan apa yang hendak dikemukakan.
Yang lebih tua berbicara dahulu [image source]
Yang lebih tua berbicara dahulu [image source]
Ketika mereka memberi nasehat kepada kita, maka dengarkan dan terima, jika baik kita ambil dan jika buruk tidak usah kita ambil. Namun etikanya, jangan pernah kita mencoba membantah atau menyela, karena mereka tak akan suka. Apalagi yang menjadi lawan bicara adalah orangtua kita sendiri.
Nah, itulah tadi 8 adab berbicara yang perlu kamu ketahui untuk menjaga hubungan dengan masyarakat di sekitar. Karena seperti kata pepatah, bahwa “mulutmu adalah harimaumu”, kita harus waspada menyakiti orang lain dari lisan kita.



Sumber :

KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment

INFormasi... Gak Basii...

infosihh.blogspot.com

Mobile | Lintas.me
sansanichsan71@gmail.com
Back to Top
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...