
Nabi Muhammad SAW ternyata pernah berjanji melindungi umat Kristiani beserta rumah ibadahnya (gereja). Janji itu dinyatakan kepada umat Kristiani dari Najran, wilayah di Arab Saudi yang berbatasan dengan Yaman.
Kendati janji ini disampaikan kepada Nasrani Najran tapi ia tidak terbatas buat mereka namun buat semua kaum Nasrani di seluruh persada bumi dan sepanjang masa. Inikah bukti adanya toleransi yang pernah dipraktikkan Rasulullah?

Prof Quraish Shihab
Berikut ini janji tersebut, sebagaimana dikutip dari blog Direktur Pusat Studi Quran, Prof M Quraish Shihab, quraishshihab.com, tanpa disunting:
Najran dan kelompoknya serta semua penganut agama Nasrani di seluruh dunia berada dalam perlindungan Allah dan pembelaan Muhammad Rasulullah menyangkut harta benda, jiwa dan agama mereka, baik yang hadir (dalam pertemuan ini) maupun yang gaib.
Termasuk juga keluarga mereka, tempat-tempat ibadah mereka dan segala sesuatu yang berada dalam wewenang mereka, sedikit atau banyak.Saya berjanji melindungi pihak mereka, dan membela mereka, gereja dan tempat-tempat ibadah mereka serta tempat-tempat pemukiman para rahib dan pendeta-pendeta mereka demikian juga tempat-tempat suci yang mereka kunjungi.
Saya juga berjanji memelihara agama mereka dan cara hidup mereka – di mana pun mereka berada- sebagaimana pembelaaan saya kepada diri dan keluarga dekat saya serta orang-orang Islam yang seagama dengan saya.
Karena saya telah menyerahkan kepada mereka perjanjian yang dikukuhkan Allah bahwa mereka memiliki hak serupa dengan hak kaum muslimin, dan kewajiban serupa dengan kewajiban mereka.
Kaum muslimin pun berkewajiban seperti kewajiban mereka berdasar kewajiban memberi perlindungan dan pembelaan kehormatan sehingga kaum muslimin berkewajiban melindungi mereka dari segala macam keburukan dan dengan demikian mereka menjadi sekutu dengan kaum muslimin menyangkut hak dan kewajiban.
Tidak boleh uskup dari keuskupan mereka diubah, tidak juga kekuasaan mereka, atau apa yang selama ini mereka miliki.
Tidak boleh juga dituntut seseorang atas kesalahan orang lain, sebagaimana tidak boleh memasukkan bangunan mereka ke bangunan mesjid, atau perumahan kaum muslimin.
Tidak boleh juga mereka dibebani kezaliman menyangkut pernikahan yang mereka tidak setujui. Keluarga wanita masyarakat Nasrani tidak boleh dipaksa mengawinkan anak perempuannya kepada pria kaum muslimin.
Mereka tidak boleh disentuh oleh kemudharatan kalau mereka menolak lamaran atau enggan mengawinkan karena perkawinan tidak boleh terjadi kecuali dengan kerelaan hati.
Apabila seorang wanita Nasrani menjadi isteri seorang muslim maka sang suami harus menerima baik keinginan isterinya untuk menetap dalam agamanya dan mengikuti pemimpin agamanya serta melaksanaka tuntunan kepercayaannya.
Tidak boleh hal ini dilanggar. Siapa yang melanggar dan memaksa isterinya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan urusan agamanya, maka dia telah melanggar perjanjian (yang dikukuhkan) Allah dan mendurhakai janji Rasul-Nya dan dia tercatat disisi Allah sebagai salah seorang Pembohong.
Buat para penganut agama Nasrani, bila mereka memerlukan sesuatu untuk perbaikan tempat ibadah mereka, atau satu kepentingan mereka dan agama mereka, bila mereka membutuhkan bantuan dari kaum muslimin maka hendaklah mereka dibantu dan bantuan itu bukan merupakan hutang yang dibebankan kepada mereka tetapi dukungan buat mereka demi kemaslahatan agama mereka serta pemenuhan janji Rasul (Muhammad saw.) kepada mereka dan anugerah dari Allah dan Rasul-Nya buat mereka.
Tidak boleh seorang Nasrani dipaksa untuk memeluk agama Islam “Janganlah mendebat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berselisih pendapat denganmu kecuali dengan cara yang paling baik. Kecuali dengan orang-orang yang melampaui batas dan katakan, “Kami percaya dengan apa yang diturunkan Allah kepada kami, (Al-Qur’ân), juga dengan apa yang diturunkan kepada kalian (Tawrât dan Injîl). Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah satu. Dan kami hanya tunduk kepada-Nya semata.” (Q.S. al-‘Ankabut 46). Mereka hendaknya diberi perlindungan berdasar kasih sayang dan dicegah segala yang buruk yang dapat menimpa mereka kapan dan dimanapun.
Demikian janji Rasulullah Muhammmad saw. (diriwayatkan antara antara lain oleh Abu Daud, dan dikutip dengan berbagai riwayat oleh Abi Yusuf dalam bukunya Al-Kharaj, Ibnu Al-Qayyim dalam Zad al-Ma’ad dan lain-lain dan dapat diunduh di Google.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
ARTIKEL TERKAIT
Rohani
- Kebangkitan Turki, Awal Kehancuran Israel
- Inilah Barang yang Haram Untuk Diperdagangkan
- SUBHANALLAH... Mengharukan Sekali, Janji Setia di Medan JIHAD
- Pernah Mimpi Bertemu Orang yang Telah Meninggal, Ini Artinya Sebenarnya
- Hukum Memakai Topi Bagi Seorang Muslim
- Gerhana, Bukan Hanya Sebatas Fenomena Alam
- Larangan Duduk Memeluk Lutut Saat Sedang Mendengar Khutbah Jumat
- Waspada!! Ada Bahaya apa dibalik Film Kartun Naruto?
- Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jumat, Umat Muslim Wajib Tau
- [Biarkan Sejarah Bicara] Suatu Masa, Ketika Islam Menjadi Adidaya
- Ulama Terkenal Saudi Syeikh Aidh al Qarni Ditembak di Filipina Usai Ceramah
Inspirasi
- Zhang Da Kisah Anak Teladan Dari China
- Nasihat Cinta dari Mario Teguh yang Bikin Kamu Cepat Move On
- Diuji Mertua Dengan Beberapa Pertanyaan, Seorang Istri Diceraikan Karena Salah Berikan Jawaban
- Hukum Beri Sedekah pada Pengemis yang Pura-Pura Miskin, Bolehkah?
- Ternyata Keputusan Hidup Membujang Dilarang Agama
- Kisah Dibalik Foto Menyentuh Hati, Anjing Temani Bocah Austis Masuk Ruang MRI
- Menakjubkan, Anjing di Arab Saudi Ini Bikin Geger Dunia Maya
- Perbedaan Hukuman dan Ujian Tuhan
- Kisah Penghina Rasulullah Yang Dibunuh Oleh Seekor Anjing, Ribuan Orang Pun Masuk Islam
- Wanita Jepang Masuk Islam sambil Menangis di Depan Dr Zakir Naik
- Seberat Apapun Masalah Anda, Jangan Pernah Meminta
No comments:
Post a Comment