Apa yang akan terjadi ketika planet bumi kehilangan kemampuan mendinginkan diri? Sebuah kapal tua dari Norwegia berisi tim peneliti harus bertahan lima bulan di laut beku Arktik untuk mencari tahu bagaimana fenomena laut es mencair.
KISAH 'terdampar' di laut es selama lima bulan itu ditulis oleh Andy Isaacson dan Fotografer Nick Cobbing dari National Geographic. Mereka ikut rombongan peneliti yang berlayar menggunakan Lance, sebuah kapal penelitian tua dari Norwegia.
Februari 2015, Andy dan Nick menggigil di dek Lance, melewati laut beku yang sejauh mata memandang hanya terlihat warna putih laut es dan salju.
Lambung baja kapal bergidik dan berdecit karena harus menerabas bongkahan lautan es, Lance bergerak berlahan-lahan tak menentu di laut beku, yang dicari hanya celah agar bisa bergerak.
PHOTO: Nick Cobbing | National Geographic
Norwegia memang pernah melakukan itu sebelumnya, lebih dari satu abad yang lalu, ketika penjelajah 'terkunci' di es selama hampir tiga tahun untuk menembus kutub Utara.
Pelayaran itu dilakukan pada 1890-an oleh kapal Norwegia yang disebut Fram, mereka terjebak selama tiga tahun di es Arktik.
Tim penjelajah kutub itu Dipimpin oleh Fridtjof Nansen dan hasilnya para penjelajah gagal mencapai Kutub Utara, tapi mereka mengumpulkan data berharga.
Kapal Norwegia Fram berlayar selama tiga tahun di es Arktik | NATIONAL LIBRARY OF NORWAY
Tapi Arktik adalah laut jauh berbeda saat ini, udara di atas lautan itu sudah menghangat rata-rata sekitar 5 derajat Fahrenheit satu abad terakhir.
"Arktik menghangatkan untuk kali pertama, paling dan tercepat," jelas Kim Holmen, Direktur Internasional Norwegian Polar Institute (NPI), dia pula yang mengoperasikan Lance.
Dari pola iklim yang sudah diteliti, diperkirakan pada awal 2040 sangat mungkin saat musim panas untuk berlayar ke perairan terbuka di Kutub Utara.
Penelitian menyebutkan, Es laut Arktik membantu mendinginkan seluruh planet dengan merefleksikan sinar matahari kembali ke angkasa.
PHOTO: Nick Cobbing | National Geographic
Dengan kata lain, lautan es itu punya pengaruh yang besar untuk kondisi dan iklim di seluruh planet bumi.
Selama bulan, awak Lance punya misi besar untuk menyelidiki penyebab dan dampak ketika lautan es itu mulai mencari sekaligus mencari tahu siklusnya.
"Perubahan terus menerus yang terjadi dari musim dingin ke musim semi adalah kesenjangan yang besar dalam pemahaman kita."kata Gunnar Spreen, Fisikawan Pakar Lautan dari NPI yang ikut tim Lance.
PHOTO: Nick Cobbing | National Geographic
Pada 2007, PBB sudah memperingatkan perubahan iklim di kutub Utara seabad mendatang yang akan mempengaruhi iklim global.
Data itu bermula dari pada 1979, ketika gambaran satelit menunjukkan kawasan itu sudah kehilangan lebih dari setengah volume es baik secara keseluruhan dan ketebalan.
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment