
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menyatakan kekesalannya karena pihak pengelola pintu tol menuju Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, meminta uang jaminan.
Pihak pengelola meminta uang jaminan Rp 4 miliar, jika nantinya pengelolaan pintu tol tersebut, merugi.
Sehingga pembukaan pintu tol hingga saat ini belum juga dilakukan.
Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sendiri, selama ini telah memberikan diskon hingga sebesar 50 persen untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk seluruh lahan jalan tol. "Saya bilang kurang ajar banget pengelola jalan tol, termasuk operator semua jalan tol! Dia minta diskon PBB 50 persen bisa sampai ratusan miliar (nilainya). Kita minta buka pintu tol menuju ke Terminal Pulogebang, dia minta kita bayarin semua IT-nya," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.
Pihaknya pun menurutinya. Yaitu dengan membiayai pembangunan pintu tol. Namun, ia kesal karena justru tetap dimintai uang jaminan kerugian sebesar Rp 4 miliar tersebut. "Ya nggak apa-apa, kita yang bikin (pintu tol). Terus dia minta jaminan kalau dia rugi. Gila nggak? Minta Rp 4 miliar. Jadi kalau dia rugi, dia mau makan nih duit. Saya bilang, lu kurang ajar banget! Kamu minta saya diskon seratusan miliar jalan tol, untuk mengoperasikan ke Pulogebang kamu minta kita jaminan Rp 4 miliar, kamu menghina, kenapa nggak percaya sama kita (DKI)?" kesal Ahok.
Karena itu, ia pun menyatakan kesanggupannya untuk membayar uang jaminan Rp 4 miliar. Namun, Ahok mengancam akan menghapus diskon PBB untuk lahan tol. "Makanya saya oke, Rp 4 miliar kita bayar semua jaminan. Tapi semua
yang minta potongan PBB, semua saya hapusin. Tol harus bayar penuh PBB.
Sama toh? Saya lebih untung dapat Rp 100 m, bayar Rp 4 m kok. Masa nggak
ada pertimbangan operator juga?" tegasnya.
Ahok menegaskan tidak akan main-main dengan rencana penghapusan PBB tol. Ia menyesalkannya karena sebenarnya uang tol itu pun masuk ke pengelola tol. "Bangunnya (pintu tol) kita juga (yang biayai). Kita udah selesai bangun, trus IT-nya kita juga (telan biaya) Rp 5 miliar. Ya udah nggak apa-apa! Kamu panggil operator, nyumbang juga bisa, lu yang cari duit kok! Emangnya ke luar masuk ke Terminal Pulogebang duitnya masuk ke saya? Nggak lho! Masuk ke TOL! Orang gila aja nih saya bilang! Minta diskon sama kita PBB. Kita pikir, udahlah tol supaya sama-sama baik, kita kasih diskon aja. Sekarang kalau mau hitung-hitungan ya sudah, kita hitung-hitungan aja," katanya.
Tak hanya itu, pihaknya, pun mengancam akan mengitung ulang appraisal di lahan-lahan jalan tol tersebut. Bahkan, ia juga akan menaikkan PBB-nya. "Terus yang kedua, semua tempat bangunan tol itu, kita mau appraisal hitung ulang berapa nilainya. Karena tol juga cari duit, cari untung kok. Bila perlu saya naikin PBB-nya mahal-mahal tol, biar bangkrut semua, saya beli. Kita buang itu nggak ada tol lagi dalam kota," katanya.
Ahok menegaskan tidak akan main-main dengan rencana penghapusan PBB tol. Ia menyesalkannya karena sebenarnya uang tol itu pun masuk ke pengelola tol. "Bangunnya (pintu tol) kita juga (yang biayai). Kita udah selesai bangun, trus IT-nya kita juga (telan biaya) Rp 5 miliar. Ya udah nggak apa-apa! Kamu panggil operator, nyumbang juga bisa, lu yang cari duit kok! Emangnya ke luar masuk ke Terminal Pulogebang duitnya masuk ke saya? Nggak lho! Masuk ke TOL! Orang gila aja nih saya bilang! Minta diskon sama kita PBB. Kita pikir, udahlah tol supaya sama-sama baik, kita kasih diskon aja. Sekarang kalau mau hitung-hitungan ya sudah, kita hitung-hitungan aja," katanya.
Tak hanya itu, pihaknya, pun mengancam akan mengitung ulang appraisal di lahan-lahan jalan tol tersebut. Bahkan, ia juga akan menaikkan PBB-nya. "Terus yang kedua, semua tempat bangunan tol itu, kita mau appraisal hitung ulang berapa nilainya. Karena tol juga cari duit, cari untung kok. Bila perlu saya naikin PBB-nya mahal-mahal tol, biar bangkrut semua, saya beli. Kita buang itu nggak ada tol lagi dalam kota," katanya.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
ARTIKEL TERKAIT
Tokoh
- Islam di Tangan Erdogan
- Hadang Kudeta, Kakek Tua dari Angkatan Bersenjata Ottoman Ini Turun Gunung
- Tokoh Dunia Yang Melajang Hingga Ajal
- Fakta Kesultanan Banten, Kerajaan Nusantara yang Disegani Dunia Namun Berakhir Miris
- Ulama Terkenal Saudi Syeikh Aidh al Qarni Ditembak di Filipina Usai Ceramah
- Ternyata Ini Rahasia Kekuatan Hafalan Dr Zakir Naik Yang Fenomenal
- MERINDING!!! SUNNAH NABI ITU EMANG SUPER AJAIB
- Pengacara Daeng Aziz Pertanyakan Peran Wapres Jusuf Kalla di Kalijodo
- 'Kenapa Anda Suka Sekali Menghina Agama lain?'
- Begini Cara Imam Abu Hanifah Bikin Orang-Orang Atheis Bungkam Tak Berkutik
- Saya tidak mengerti, mengapa Tuhan mengirim Ahok, bukan muslim pribumi untuk memimpin Jakarta?
Politik
- Islam di Tangan Erdogan
- Hadang Kudeta, Kakek Tua dari Angkatan Bersenjata Ottoman Ini Turun Gunung
- Fakta Edi Tansil, Koruptor Indonesia Paling Gila yang Berhasil Lolos
- Pengacara Daeng Aziz Pertanyakan Peran Wapres Jusuf Kalla di Kalijodo
- Saya tidak mengerti, mengapa Tuhan mengirim Ahok, bukan muslim pribumi untuk memimpin Jakarta?
- Anak Hamzah Haz Ditangkap Beli Sabu di Kompleks Kostrad
- Ahok: 'Dia Itu Bukan Daeng'
- Slank Akan Manggung di KPK, Tolak Revisi UU 30/2002
- Ini Gaya Nyentrik dan Foto-foto Lawas Soekarno yang Jarang Terlihat
- Tentang Kalijodo, Ketua Umum DPP FPI: Siap Dukung Ahok!
- Bos Facebook Puji Presiden Joko Widodo, Bagaimana Dengan Kita?
Berita
- Wanita Tenteng Kepala Bayi sambil Teriak Allahu Akbar dan Benci Demokrasi
- Presenter ZjaarTV Bawakan Berita dengan Setengah Telanjang
- Waduh! Siulan Saipul Jamil Ini Menyeret Korban Kedua Kehubungan Lebih Intim di Rumah
- Rio Haryanto Jajal Mobil MRT05
- Sebagian PSK Kalijodo Bertahan di Kolong Tol Pluit?
- Film 'Batman v Superman' Berdurasi Dua Setengah Jam
- Inikah Sosok 'DS' yang Melaporkan Saipul Jamil dalam Kasus Pelecehan Seksual?
- Setelah 10 tahun Kakek Ini Ditemukan Google Map Di Dasar Danau
- Pria Yang Menangkap Wanita Yang Melompat Dari Lantai 11
- Mengintip Arisan Para Tante Berhadiah Brondong
- Masifnya LGBT di Indonesia karena disokong duit miliaran oleh UNDP
No comments:
Post a Comment