Saat itu langit baru berganti dari sore menuju malam. Namun kolong Tol Pluit sudah tampak gelap. Dari kejauhan datang tiga orang, dua perempuan dan satu laki-laki. Dua perempuan berpakaian celana pendek, sekitar 20 sentimeter di atas lutut. Bajunya juga tampak ketat. Sedangkan satu laki-laki tersebut memakai baju lengan dan celana panjang.
Dari kejauhan sayup-sayup terdengar obrolan ketiganya. Salah satunya tentang terjadinya keributan di kolong Tol Pluit. Keributan tersebut terjadi di salah satu tempat di bagian tengah kolong Tol Pluit.
"Kalau di sini jangan macam-macam. Kita kan segan sama Daeng R (inisial)," nasihat salah satu perempuan kepada pria tersebut.
Seakan sudah dimengerti konsekuensinya, nama 'Daeng' tak lagi disebut. Ketiganya kemudian terlibat obrolan yang sama dan terus berulang. Di sela-sela pembicaraan soal keributan, ketiganya juga terlibat obrolan ringan satu sama lain.
Obrolan tersebut terdengar memakai bahasa vulgar. Namun, dari amatan Kompas.com, mereka sudah biasa dengan obrolan tersebut, sebab tak ada canggung di antara mereka. "Kaki gue udah gemeter aja ini, 'main' aja belum," kata salah satu perempuan.
Main di sini sebagai pengganti kata-kata vulgar dari si
perempuan. Dari obrolan mereka mengisyarakatkan bahwa mereka pekerja
seks komersial (PSK). Sebab, beberapa kali menyinggung soal tempat
kerja. "Ah elu, giliran gue tidur, lu 'merek' (kerja), kalo lu tidur, gue 'merek' (kerja)," celetuk salah satu perempuan.
Namun, tak jelas apakah mereka bagian dari PSK Kalijodo atau PSK di tempat lain. Salah satu pria, sebut saja Ican (27), warga di kolong Tol Pluit menyebut bahwa tak semua PSK Kalijodo pulang kampung.
Sebagian dari mereka bertahan di kolong Tol Kalijodo. "Di sana (sisi timur) kayaknya baru-baru semua itu dari belakang (Kalijodo),. Namun, lanjut Ican, tak sedikit juga PSK pergi ke kampung halamannya masing-masing. Mereka dipulangkan beberapa hari sebelum Operasi Pekat. "Misalnya ke Surabaya. Ya dipulangin gitu," kata Ican. Sebelumnya, salah satu eks warga Kalijodo, Mawar (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan tak semua pemilik kafe di Kalijodo, khususnya kerabat Abdul Azis atau Daeng Azis, menempati rumah mewah.
Namun, tak jelas apakah mereka bagian dari PSK Kalijodo atau PSK di tempat lain. Salah satu pria, sebut saja Ican (27), warga di kolong Tol Pluit menyebut bahwa tak semua PSK Kalijodo pulang kampung.
Sebagian dari mereka bertahan di kolong Tol Kalijodo. "Di sana (sisi timur) kayaknya baru-baru semua itu dari belakang (Kalijodo),. Namun, lanjut Ican, tak sedikit juga PSK pergi ke kampung halamannya masing-masing. Mereka dipulangkan beberapa hari sebelum Operasi Pekat. "Misalnya ke Surabaya. Ya dipulangin gitu," kata Ican. Sebelumnya, salah satu eks warga Kalijodo, Mawar (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan tak semua pemilik kafe di Kalijodo, khususnya kerabat Abdul Azis atau Daeng Azis, menempati rumah mewah.
Menurut Mawar para pemilik kafe tinggal di kolong Tol Pluit. Lokasi kolong Tol Pluit berada tepat di depan kawasan Kalijodo."Walau pun punya bar (kafe), tapi yang punya bar itu tinggalnya di kolong (Tol Pluit) kecuali Daeng Azis itu," kata Mawar kepada Kompas.com di Jakarta.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment