"Sarung itu menurut mereka konotasinya seperti seorang laki-laki yang selesai berhubungan badan dengan pasangannya."
Tapi hal itu tidak akan terjadi di Mesir. Ketika mengenakan sarung di luar rumah bagi masyarakat Indonesia menjadi busana untuk kesopanan, maka di Mesir memakai sarung di luar rumah akan menjadi aib. Di Mesir, sarung ternyata dikenakan oleh orang sebagai pakaian ketika selesai bersetubuh.
Angga Rilitama, mahasiswa Sastra Arab Universitas Gadjah Mada (UGM) yang beberapa waktu lalu menjadi delegasi kampusnya untuk studi di Mesir selama satu semester mengungkapkan bahwa dia ditertawakan orang Mesir gara-gara memakai sarung saat mau ke masjid. Ketika di Indonesia, Angga terbiasa berjamaah di masjid dengan mengenakan pakaian ibadah lengkap seperti peci, baju koko serta sarung. Apalagi keseharian dia di pesantren membuat sarung menjadi busana harian yang tidak pernah ditinggalkan.
Saat akan menunaikan jamaah salat di masjid yang jaraknya sekitar 500 meter dari asramanya, pakaian yang dikenakan sama seperti ketika dia di Indonesia. Di sekitar daerah tersebut ada sekolah khusus putri sehingga ketika menuju masjid dirinya berpapasan dengan siswa sekolah putri tersebut. Saat berpapasan itulah mereka senyum-senyum sendiri sambil memperhatikan Angga. Angga pun heran kenapa ditertawakan, seolah ada yang aneh pada dirinya.
"Bapak-bapak pedagang di sana juga kepo. Minta dijelasin tentang apa yang saya pakai," kata Angga saat berbincang dengan brilio.net beberapa waktu lalu.
Angga kemudian menjelaskan bahwa di Indonesia sarung merupakan busana untuk sholat bagi muslim. Ketika dijelaskan demikian mereka cuma mengangguk tanda orang baru mengerti.
Sesampainya di asrama, Angga yang masih penasaran mencoba bertanya kepada mahasiswa Kairo, mencari tahu kenapa dia ditertawakan oleh para siswa putri tersebut. Dari situ Angga baru mengerti kenapa dia ditertawakan. "Sarung itu menurut mereka konotasinya seperti seorang laki-laki yang selesai berhubungan badan dengan pasangannya atau istirahat sejenak untuk kemudian berhubungan badan lagi dengan si istri," paparnya.
Ternyata kebisaan berpakaian saat beribadah di setiap negara itu berbeda. Jika sarung di Indonesia bisa menjadi busana yang nyaman untuk beribadah, maka di Mesir hal itu tidak berlaku. "Kalau sholat, bapak-bapak yang agak tua pakai jubah atau jas. Kalau masih muda lebih seringnya pakai celana," imbuh Angga yang masih tampak geli mengingat pengalamannya bersama sarungnya itu.
KOTAK KOMENTAR
|