Polisi membongkar kelompok penipu asal Tiongkok yang beroperasi dari Indonesia untuk menipu warga Tiongkok. Kelompok ini memiliki ciri khas bertato menyerupai makhluk menyeramkan seperti monster atau iblis di tangan, kaki, maupun punggung. Iblis yang tergambar di tangan, kaki setiap pelaku selalu seragam. Memiliki mata merah, berhidung mancung, gigi tajam bertaring, dan lidah yang menjulur panjang, serta kepala dengan benda-benda tajam diatasnya.
Total kelompok ini berjumlah 12 orang. Terdiri dari 9 WNA Tiongkok dan Taiwan, serta 3 WN Indonesia.
Ke-8 WN Tiongkok dan Taiwan serta 2 WN Indonesia diringkus polisi dari Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya di Surabaya pada 28 Januari 2016. Setelah sebelumnya meringkus 2 warga negara Indonesia di Jakarta dan Surabaya pada 26 Januari 2016 an 27 Januari 2016. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Mujiyono, mengatakan, pihaknya meringkus kelompok ini setelah mendapat informasi dari Polisi Tiongkok pada 15 Januari 2016.
"Mereka minta bantuan pelacakan pelaku penipuan online di Tiongkok.
Dimana ternyata terlacak menggunakan IP adress di Indonesia," kata
Mujiyono kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com saat jumpa pers di
Main Hall Polda Metro Jaya. Setelah dilacak dan diringkus barulah diketahui kelompok ini
menggunakan 6 ruko kosong untuk mendirikan antena internet dan server di
Bekasi dan Jakarta.
Sementara itu lokasi tempat beroperasi dilakukan di sebuah rumah mewah di Surabaya.
Mujiyono menjelaskan, seluruh warga negara Tiongkok yang tertangkap merupakan para penipu yaang beraksi. Sedangkan 2 warga negara Indonesia berperan sebagai penghubung dengan bos besar penipuan di Tiongkok dan Taiwan. Sedangkan 2 WNI lainnya berperan sebagai ahli IT dan mengurusi bahan makanan, dan mengurusi segala kebutuhan para penipu asal Tiongkok yang tinggal di rumah mewah di Surabaya.
Kanit IV Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Komisaris Fian Yunus, mengatakan, di rumah mewah itu tersedia seluruh makanan.
Sementara itu lokasi tempat beroperasi dilakukan di sebuah rumah mewah di Surabaya.
Mujiyono menjelaskan, seluruh warga negara Tiongkok yang tertangkap merupakan para penipu yaang beraksi. Sedangkan 2 warga negara Indonesia berperan sebagai penghubung dengan bos besar penipuan di Tiongkok dan Taiwan. Sedangkan 2 WNI lainnya berperan sebagai ahli IT dan mengurusi bahan makanan, dan mengurusi segala kebutuhan para penipu asal Tiongkok yang tinggal di rumah mewah di Surabaya.
Kanit IV Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Komisaris Fian Yunus, mengatakan, di rumah mewah itu tersedia seluruh makanan.
"Ada semua itu di kulkasnya dari mulai telor, indomie, daging,dan sebagainya. Mereka memasak sendiri di rumah itu," kata Fian. Terkait tato iblis para penipu asal Tiongkok, Fian belum tahu apakah itu merupakan tato persaudaraan sebuah kelompok mafia di Tiongkok atau bukan.
"Belum tahu kita ini kelompok apa. Tapi yang pasti mereka penipu," ujar Fian. Namun, Fian mengaku pihaknya sudah mengantungi nama-nama penggerak penipuan ini di Tiongkok. Kini,dari kelompok ini, polisi sudah membuka sebuah rekening sebesar Rp 5 milliar yang didapat di rekening salah satu penghubungnya.
"Belum tahu kita ini kelompok apa. Tapi yang pasti mereka penipu," ujar Fian. Namun, Fian mengaku pihaknya sudah mengantungi nama-nama penggerak penipuan ini di Tiongkok. Kini,dari kelompok ini, polisi sudah membuka sebuah rekening sebesar Rp 5 milliar yang didapat di rekening salah satu penghubungnya.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment