Warisan Sejarah yang Masih Bertahan -
Menikmati timbel kuliner khas Jawa Barat rasanya belum lengkap dengan adanya sambal terasi. Sambal merupakan gabungan cabai merah, tomat, bawang merah, gula merah, dan terasi menambah cita rasa. Di balik sambal yang pedas sebagai keragaman kuliner nusantara terdapat peran serta alat penghalus bumbu dapur yang dinamakan cobek atau disebut “coet” di wilayah Sunda. Kali ini, kita mengunjungi sebuah perajin coet di Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Bandung Barat.
Coet adalah alat untuk menghaluskan bumbu dapur yang digunakan dari zaman dahulu sampai sekarang. Bawang, cabai, dan tomat merupakan bumbu dapur yang biasa dihaluskan.Coet berbentuk lingkaran dengan cekungan ditengahnya seperti wajan. Gambar di atas memperlihatkan bentukan coet yang masih mentah dan belum dihaluskan.
Jubleg
Fungsinya sama dengan coet, yaitu untuk menghaluskan berbagai bahan makanan dengan cara ditumbuk. Bentuknya kotak dan di tengahnya terdapat lingkaran yang memiliki ruang ke dalam. Bahan-bahan yang dihaluskan dengan cara ditumbuk oleh Jubleg di antaranya beras, beras ketan, kopi, dan kacang. Lisung yang terbuat dari kayu dengan diameter 10 cm dan panjang 1,5 m merupakan pasangannya.
Lulumpang
Ukuranya lebih kecil dari jubleg, berbentuk bulat dan di tengahanya terdapat ruang ke dalam. Fungsi dari lulumpang ini sama halnya dengan coet dan jubleg sebagai penghalus bumbu dapur. Biasanya, bahan yang dihaluskan dengan menggunakan alat ini adalah kacang dan kopi.
Mutu
Mutu adalah pasangan dari coet. Kamu bisa menghaluskan bahan-bahan makanan dengan menggunakan mutu, yakni dengan cara diulek. Bentuk dari mutu tersebut seperti cangklong.
Meskipun zaman sudah semakin canggih, namun kemampuan ketiga benda tradisional ini masih bisa dijagokan dibandingkan dengan blender. Apalagi, untuk menghaluskan bahan makanan yang biasa dijual oleh para penjual lotek dan gado-gado.