Djadjang Nurdjaman Cetak Sejarah Lengkapi Gelar di Persib -
Persib meraih gelar ISL setelah mengalahkan Persipura Jayapura dalam drama adu penalti dengan skor 5-3 di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Jumat (7/11/2014). Sebelum drama adu penalti, kedua kesebelasan bermain imbang 2-2 di waktu normal.
Gelar tersebut membuat Persib mengakhiri paceklik gelar selama 20 tahun. Keberhasilan Maung Bandung disambut dengan tangis haru Bobotoh, fans setia Persib yang hadir di Palembang.
Pesta tidak hanya terjadi di Palembang, jutaan warga tumpah ruah di Bandung menyambut kedatangan Ferdinand Sinaga dan kawan-kawan. Para Bobotoh pun tampak gembira dengan raihan yang digapai tim kesayangannya itu. "Kemenangan yang kami raih di Palembang, saya persembahkan untuk warga Jawa Barat," tutur Djanur.
Djadjang kini menjadi pemain dan pelatih yang mampu mengantarkan gelar buat Persib. Ketika masih aktif merumput, pria kelahiran 30 Oktober 1964 itu mengantarkan Persib merebut gelar perserikatan pada 1986.
Dia mencetak gol tunggal pada menit 77 di partai final Perserikatan melawan Perseman Manokwari di Stadion Utama Senayan (kini SUGBK). "Ketika itu nama saya dielu-elukan Bobotoh. Saya tidak pernah melupakan momen itu," kata Djadjang.
Baru kemudian, Djadjang mempersembahkan gelar paling bergengsi di pentas sepak bola Indonesia pada tahun 1994 ketika menjadi asisten pelatih Indra Thohir.
Kompetisi pada musim itu terbagi menjadi dua wilayah, barat dan timur. Empat tim teratas dari masing-masing wilayah berlomba untuk mendapatkan dua tiket ke partai final.
Pada tahun 1995 merupakan masa keemasan Maung Bandung. Mereka memuncaki klasemen wilayah barat dengan raihan 21 poin (dahulu, tim yang menang mendapat 2 poin) dari 14 pertandingan. Persib yang masih diperkuat Robby Darwis hanya menelan satu kali kekalahan.
Di partai final yang berlangsung pada 17 April 1994, Maung Bandung berhasil mengalahkan PSM Makassar dengan skor 2-0. Dua gol kemenangan Persib dicetak oleh Yudi Guntara dan Sutiono Lamso.
Dua gelar ISL sudah dipersembahkan pria berusia 50 tahun itu untuk tim kesayangan warga Jawa Barat. Sebuah prestasi yang membuat Djadjang kini masuk dalam 'hall of fame" Persib.
Ingin Pertahankan Gelar
Mengakhiri paceklik gelar, Djanur punya ambisi baru untuk Persib. Bila masih diberi kesempatan manajemen, dia ingin mempertahankan gelar ISL.
Meski bakal lebih sulit, Djanur bertekad memberikan segalanya untuk tim kebanggaan Bobotoh tersebut. Persib dan Persipura berpeluang besar mewakili Indonesia di kompetisi Asia musim depan.
"Belum ada pembicaraan dengan manajemen Persib (mengenai kontrak baru). Tapi saya masih ingin bersama Persib," ucap mantan asisten pelatih Pelita Jaya tersebut.
"Musim depan pasti jauh lebih berat dan saya ingin kami terus mendapatkan gelar ISL," tegas pria yang mulai melatih Persib sejak 1 Oktober 2012 itu.