Nenek asal Korea Berusia 75 Tahun Ini Diving Tanpa Tabung Oksigen -
Rasanya,
wisatawan harus memberi dua jempol untuk nenek yang satu ini. Usianya
kira-kira sudah 75 tahun, tapi sehari-hari ia masih sering menyelam di
Pulau Jeju, Korea Selatan. Kerennya, ia menyelam tanpa tabung oksigen.
Ini
adalah mata pencaharian yang tidak biasa untuk perempuan di Korea
Selatan. Menyelam di hamparan lautan Pulau Jeju, Korea Selatan untuk
mencari abalone dan kerang laut. Para perempuan penyelam ini disebut
Haenyeo.
Cara menyelam haenyeo juga tak biasa. Mereka tidak memakai tabung untuk membantu bernafas di dalam air, melainkan hanya memakai kacamata renang besar untuk melindungi mata.
Mereka juga membawa pelampung bulat untuk keamanan diri. Untuk melindungi badan dari dinginnya laut Jeju, mereka memakai baju karet berwarna hitam. Bersenjata tombak kecil dan semacam pisau kecil, para Haenyeo berburu di tengah ganasnya lautan. Mereka menempatkan hasil tangkapannya dalam mirip jala.
detikTravel saat berkunjung ke Pulau Jeju minggu lalu, sempat melihat dua Haenyeo berenang ke arah pinggir laut. Kami pun turun dari mobil dan mengejar kedua perempuan perkasa itu.
Umur nenek ini 75 tahun. Namun sayang, mereka tidak menyukai privasi mereka terganggu. Meski sudah dibujuk oleh pemandu wisata kami, mereka tetap tidak mau diwawancara.
"Kadang mereka memang tidak nyaman dengan orang asing," ujar Sunny, salah satu pemandu wisata yang mengantar detikTravel jalan-jalan di Jeju.
Haenyeo sudah ada sejak abad ke-19. Para wanita ini turun mencari nafkah saat ada aturan pungut pajak dari pemerintah setempat yang diterapkan untuk pria saat mendapatkan penghasilan. Aturan itu tentu sangat memberatkan banyak keluarga. Akhirnya para wanita pun menggantikan peran para suami untuk mencari nafkah demi keluarganya.
Sejak itu para wanita Jeju menjadi tulang punggung keluarga. Setiap hari mereka turun ke laut beramai-ramai untuk mendapatkan abalone dan sea shell yang dihargai mahal.
Dua hewan laut itu memang unik karena hanya bisa ditemukan di beberapa tempat termasuk di Jeju. Kebiasaan menyelam itu akhirnya diturunkan ke anak cucu. Jadilah para perempuan Jeju penyelam yang handal.
Namun kini, seiring perkembangan zaman, jumlah Haenyeo sudah sangat menyusut. Hanya sangat sedikit perempuan yang masih menjalani profesi ini. Itu pun sudah berusia lanjut, di atas 60 tahun.
Cara menyelam haenyeo juga tak biasa. Mereka tidak memakai tabung untuk membantu bernafas di dalam air, melainkan hanya memakai kacamata renang besar untuk melindungi mata.
Mereka juga membawa pelampung bulat untuk keamanan diri. Untuk melindungi badan dari dinginnya laut Jeju, mereka memakai baju karet berwarna hitam. Bersenjata tombak kecil dan semacam pisau kecil, para Haenyeo berburu di tengah ganasnya lautan. Mereka menempatkan hasil tangkapannya dalam mirip jala.
detikTravel saat berkunjung ke Pulau Jeju minggu lalu, sempat melihat dua Haenyeo berenang ke arah pinggir laut. Kami pun turun dari mobil dan mengejar kedua perempuan perkasa itu.
Umur nenek ini 75 tahun. Namun sayang, mereka tidak menyukai privasi mereka terganggu. Meski sudah dibujuk oleh pemandu wisata kami, mereka tetap tidak mau diwawancara.
"Kadang mereka memang tidak nyaman dengan orang asing," ujar Sunny, salah satu pemandu wisata yang mengantar detikTravel jalan-jalan di Jeju.
Haenyeo sudah ada sejak abad ke-19. Para wanita ini turun mencari nafkah saat ada aturan pungut pajak dari pemerintah setempat yang diterapkan untuk pria saat mendapatkan penghasilan. Aturan itu tentu sangat memberatkan banyak keluarga. Akhirnya para wanita pun menggantikan peran para suami untuk mencari nafkah demi keluarganya.
Sejak itu para wanita Jeju menjadi tulang punggung keluarga. Setiap hari mereka turun ke laut beramai-ramai untuk mendapatkan abalone dan sea shell yang dihargai mahal.
Dua hewan laut itu memang unik karena hanya bisa ditemukan di beberapa tempat termasuk di Jeju. Kebiasaan menyelam itu akhirnya diturunkan ke anak cucu. Jadilah para perempuan Jeju penyelam yang handal.
Namun kini, seiring perkembangan zaman, jumlah Haenyeo sudah sangat menyusut. Hanya sangat sedikit perempuan yang masih menjalani profesi ini. Itu pun sudah berusia lanjut, di atas 60 tahun.