Kini
Jepang sudah punya kereta peluru yang memiliki kecepatan 320km/jam.
Seakan belum cukup kencang, kini Negara Matahari Terbit ini akan membuat
kereta dengan kecepatan 581km/jam. Mau coba?
Salah
satu daya tarik wisatawan ke Jepang adalah mencoba kendaraan yang super
cepat dan modern, seperti Shinkansen. Kereta peluru dengan kecepatan
320km/jam ini telah membuat perjalanan dari dan ke Tokyo-Nagoya
berdurasi 95 menit saja.
Dari The Sidney Morning Herald, akan ada pelengkap bagi Shinkansen yang berkecepatan 581km/jam. Ini berarti Nagoya dan Tokyo bisa dilalui hanya dengan waktu 40 menit saja. Namun, kereta dengan kekuatan pendorong magnet ini baru direncanakan akan selesai pada tahun 2027.
Perusahaan Central Japan Railway rencananya akan mulai mengerjakan proyeknya pada April mendatang. Kamis kemarin, kereta ini baru saja dites dalam jalur sepanjang 24 kilometer.
Kereta cepat ini akan memiliki jalur di bawah tanah, melewati bawah pegunungan dan gedung pencakar langit di Jepang. Meski sampai saat ini, perizinan untuk membuat terowongan bawah tanah di antara Tokyo dan Nagoya belum jelas keputusannya.
Namun, menurut salah satu pemegang saham dari kereta ini, Edwin Merner dari Atlantis Investment Research di Tokyo mengatakan, proyek ini akan berjalan dengan sangat-sangat lambat. Hal lainnya adalah populasi di Jepang yang kemungkinan turun pada tahun 2027.
"Jika prediksi populasi (yang akan turun pada 2027) benar, penggunaan kereta peluru akan menurun dan berganti ke kereta super cepat ini," kata Edwin. Padahal, kereta super cepat ini rencananya akan dijadikan pelengkap, bukan pengganti kereta peluru yang sudah ada.
Dari The Sidney Morning Herald, akan ada pelengkap bagi Shinkansen yang berkecepatan 581km/jam. Ini berarti Nagoya dan Tokyo bisa dilalui hanya dengan waktu 40 menit saja. Namun, kereta dengan kekuatan pendorong magnet ini baru direncanakan akan selesai pada tahun 2027.
Perusahaan Central Japan Railway rencananya akan mulai mengerjakan proyeknya pada April mendatang. Kamis kemarin, kereta ini baru saja dites dalam jalur sepanjang 24 kilometer.
Kereta cepat ini akan memiliki jalur di bawah tanah, melewati bawah pegunungan dan gedung pencakar langit di Jepang. Meski sampai saat ini, perizinan untuk membuat terowongan bawah tanah di antara Tokyo dan Nagoya belum jelas keputusannya.
Namun, menurut salah satu pemegang saham dari kereta ini, Edwin Merner dari Atlantis Investment Research di Tokyo mengatakan, proyek ini akan berjalan dengan sangat-sangat lambat. Hal lainnya adalah populasi di Jepang yang kemungkinan turun pada tahun 2027.
"Jika prediksi populasi (yang akan turun pada 2027) benar, penggunaan kereta peluru akan menurun dan berganti ke kereta super cepat ini," kata Edwin. Padahal, kereta super cepat ini rencananya akan dijadikan pelengkap, bukan pengganti kereta peluru yang sudah ada.
KOTAK KOMENTAR
|