Hebat.....Mahasiswa UGM Ciptakan Tablet untuk Tunanetra -
Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, berhasil membuat prototipe tablet untuk tunanetra. Mereka adalah Muhammad Hanif Sugiyanto, mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi, dan Swakresna Edityomurti, yang belajar di jurusan Teknologi Jaringan Sekolah Vokasi.
Prototipe yang diberi nama iBlind tersebut dirancang untuk mentransfer kode huruf digital menjadi huruf Braille yang bisa dibaca penyandang tunanetra. Alat ini diciptakan berdasarkan pengalaman mereka dalam membantu membacakan SMS dan menelepon untuk tetangga penyandang tunanetra.
Menurut Hanif, prototipe ini bekerja dengan cara sederhana. Ada tiga alat yang digunakan untuk menjalankan prototipe tersebut, yaitu display yang berbentuk kotak dengan kode Braille di permukaanya, modul GSM untuk menerima pesan, dan software penerjemah huruf digital menjadi Braille.
“Alat ini bekerja dengan cara menerima pesan melalui modul GSM, kemudian kode huruf digital yang diterima modul GSM ditransfer ke software untuk kemudian diolah menjadi braille pada display,” ujar Hanif, sebagaimana dikutip Dream dari Merdeka.com, Selasa 2 Desember 2014.
Dalam mentransfer huruf digital menjadi Braille, prototipe iBlind ini bekerja dengan cepat. Hanya membutuhkan kurang dari 1 detik untuk satu karakter.
“Prototipe ini baru 1 karakter saja, tapi nanti kami akan design tablet dengan 50 karakter sekaligus. Jadi membacanya tidak satu-satu lagi, tapi bisa langsung,” tambah Kresna.
Saat ini, prototipe tersebut masih terpisah dalam tiga bagian. Namun dalam waktu dekat, mereka akan membuat alat tersebut menjadi satu, sehingga lebih aplikatif dan mudah untuk digunakan oleh penyandang tunanetra.
“Kalau sekarang masih terpisah seperti ini, belum aplikatif. Tapi kami sudah merancang supaya tiga bagian, display, modul GSM, dan software, dijadikan satu. Bentuknya seperti tablet biasa, bedanya layarnya berisi kode braille,” ujar Kresna.
Penemuan ini sempat mendapatkan penghargaan dalam kategori technology for special needs contess International Exhibiton of Young Inventor (IEYI) di Jakarta beberapa waktu lalu. Sebelumnya mereka juga pernah mendapatkan penghargaan dari LIPI sebagai Nation Young Inventor Award tahun 2013 karena menciptakan iBlind.
“Memang belum aplikatif, tapi kami sudah mendesain supaya bisa aplikatif dan mudah digunakan. Desain yang kamu buat nantinya berukuran 8x7 inchi dan bisa membaca SMS dan juga mengirim SMS serta menelpon,” ujar Kresna.
Perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah iBlind hanya Rp 1 juta. “Totalnya mungkin Rp 1 juta, syukur kalau nantinya bisa di produksi massal,” kata Hanif.