Surat Dalam BOTOL berusia 54 Tahun BERHASIL DITEMUKAN di Kutub Utara -
Dua
peneliti dari daerah terpencil di Kutub Utara Kanada baru-baru ini
menemukan sebuah botol berisi pesan misterius. Mengejutkan, pesan itu
ditulis pada 10 Juli 1959, atau sekitar 54 tahun yang lalu.
Saat
ditemukan, botol itu ditemukan terselip di antara bebatuan yang
berjarak hampir 500 mil dari pemukiman terdekat manusia, dilansir
IBTimes.
Mengutip
Halifax Chronicle Herald, kedua peneliti dari Laval University in
Quebec City mengisahkan tengah menjelajahi daerah di dekat tepi gletser
di Pulau Ward Hunt, titik terdekat Kanada ke Kutub Utara saat menemukan
surat dalam botol itu.
Surat
itu berisi pesan yang ditulis tangan bertinta pensil. Di atas kertas
putih itu, terdapat instruksi untuk siapapun yang telah menemukan pesan.
Pada surat, sang penulis pun meninggalkan nama dan alamat lengkapnya.
Ialah
Paul Walker dan Albert Crary, sang penulis yang dikenal luas sebagai
peneliti geologi internasional untuk lingkungan kutub.
"Saya
langsung dapat mengenal nama itu," ujar Warwick F Vincent, Direktur
Center for Northern Studies di Laval University in Quebec City.
"Walker
sangat populer karena namanya diambil untuk nama puncak tertinggi di
Pulau Ward Hunt, yaitu Walker Hill. Kami sering mengadakan kemah di
sekitar Walker Hill dalam 10 tahun terakhir," tutur Vincent.
Dalam
catatan di surat itu, Walker mengaku sebagai peneliti geologis berusia
25 tahun dari Ohio. Sedangkan Crary adalah koleganya yang berasal dari
Boston, AS. Lantas, pesan apa yang mereka tulis dalam botol plastik
sepanjang 25 sentimeter itu?
Permintaan
sederhana. Walker ingin sang penemu surat mengukur jarak antara batu
yang ada di tepi pulau dan batu es di tepi terdekatnya.
"Siapapun
yang menemukan surat ini diminta untuk mengukur ulang jarak tersebut
dan kirimkan informasinya ke alamatku," tulis Walker. "Terima kasih
banyak."
Permintaan
itu guna mengetahui seberapa besar volume air yang bertambah di antara
jarak itu akibat pemanasan global. Sangat menggugah hati, sebab di era
1950-an, isu 'global warming' belum ramai seperti sekarang ini.
Sedangkan Walker telah membayangkan hal ini akan terjadi.
Menindaklanjuti
permintaan itu, Vincent dan beberapa peneliti langsung mengumpulkan
informasi geologi seputar Pulau Ward Hunt. Dibantu peralatan GPS, mereka
mengetahui bahwa ketika surat itu ditulis jarak antara bongkahan es dan
tepi daratan bertambah 200 meter.
Sayangnya,
Walker tidak akan pernah menerima informasi itu. Menurut Los Angeles
Times, tak lama setelah menulis surat itu, Walker diserang stroke berat
dan harus diterbangkan ke luar Arktik. Akibat stroke itu, sang peneliti
geologi itu mengalami lumpuh total.
Setelah dirawat beberapa minggu di rumah orang tuanya di Pasadena, California, Walker harus menghembuskan nafas terakhir.
"Dia
(Walker) sangat luar biasa. Karena di tahun 1950-an, pemanasan global
sama sekali tak terpikirkan oleh manusia akan melelehkan es di sekitar
kutub. Dia sudah memikirkan hal itu," ucap Vincent.
"Walaupun
dia tidak membaca berita ini, tapi saya yakin dia tahu, informasi ini
sangat penting bagi para peneliti yang sedang melakukan penelitian
geologis di sekitar Kutub hari ini," tutupnya. (one)