Aku teringat
bahwa kecintaan Allah terhadap hamba-Nya bukan datang seenaknya hamba,
tapi karena sebab-sebab yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya.
Aku coba untuk
mentadabburi dan memutar file-file tentang hal itu yang terdapat di
dalam al Qur'an. Aku berusaha mengukur diriku terhadap ayat-ayat itu
dengan harapan aku menemukan jawaban nya.
Langkah Pertama .........
Aku menemukan
ayat al Qur'an yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yang
bertaqwa. Namun sayang, langsung batin ku berkata dg jujur, aku tidak
termasuk ke dalam golongan ini.
Langkah kedua, .........
Aku ketemu ayat
yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yg sabar. Dengan penuh
pengakuan tulus batinku langsung mengakui; teramat jauh diriku dari
kelas bergengsi ini. Betapa aku tidak mampu bersabar dalam menghadapi
segala hal.
Langkah ketiga, .............
Aku menemukan
ayat yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yang bersungguh-sungguh
di jalan-Nya. Bukan sok tawadhu', batin ku langsung terkulai mengakui
betapa aku lebih banyak dikalahkan oleh rasa malas dari pada
bersungguh-sungguh.
Langkah keempat, ...........
Aku menemukan ayat al Qur'an yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yang berbuat baik.
Batinku pun
tersenyum getir sambil merenung penuh insaf, kebaikan apa yang sudah ku
lakukan? Aku masih punya malu untuk tidak mengaku-ngaku termasuk
kelompok orang baik.
Di saat itu aku
berhenti merenung, Aku takut kalau-kalau aku tidak menemukan di dalam
diriku sifat yang membuat Allah cinta kepadaku.
Kemudian aku
mencoba untuk membuka lembaran amal apa saja yang pernah aku lakukan?
Namun, jangankan mendatangkan keoptimisan, telingaku memerah sendiri,
keringat dingin mulai berkucuran, aku berusaha langsung melupakannya.
Aku malu dengan diriku sendiri. Ternyata semuanya bercampur dengan
kemalasan, kekurangan, cacat, belum lagi perbuatan yang semata-mata itu
dosa dan maksiat.
Ketika aku akan mengakhiri perenunganku, tiba-tiba tangan ku membalik mushaf al Qur'an yang berada di pangkuanku.
Saat itu mataku langsung tertuju kepada potongan ayat yang berbunyi:
إن الله يحب التوابين
".....Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat...." (al Baqarah: 222)
Seolah-olah aku
kalau ayat itu diturunkan kepadaku saat itu, untuk menghilangkan
gundah di hatiku dan menimbulkan harapan kalau Allah juga cinta
kepadaku.
Air mata haru
tidak bisa terbendung dari mataku. Perasaan lembut menjalar dari hulu
jantung sampai keseluruh pori-pori di tubuhku. Hatiku bergumam; ternyata
aku juga dicintai Allah. Aku sampai terisak menahan haru.
Aku pun mulai melantunkan kalimat istighfar:
أستغفر الله الذي لا اله الا هو الحي القيّوم وأتوب إليه
Aku minta ampun kepada Allah yang tiada tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan Maha Mengatur, dan aku bertaubat kepada-Nya.
Aku betul-betul
berharap, meskipun aku jauh dari empat kriteria sebelumnya, jangan
sampai aku juga tersingkir dari kelompok orang terakhir ini. Orang yang
bertaubat atas segala dosanya.
Ya Allah, jadikan lah kami termasuk orang yang bertaubat dan jadikan lah kami termasuk orang yang mensucikan diri....aamiin..
Wassalamu'alaikum wr.wb
KOTAK KOMENTAR
|