
Adalah hotel Utsman bin Affan dibangun di dekat Masjid atas nama sahabat Nabi Muhammad SAW.
kota utama di Arab Saudi, yang setiap sudutnya selalu menarik untuk
dikunjungi dan diziarahi kaum Muslimin. Terlebih lagi, Masjid Nabawi
yang memiliki pahala dan keutamaan bagi uman muslim terletak di kota
Madinah.
Tak heran, jika para pengembang hotel berebut meraup rezeki dari potensi kunjungan muslim yang berkunjung ke Madinah. Di antara banyak penginapan di Madinah, terdapat satu hotel bintang lima yang kisahnya selalu berhasil mengundang semburat kekaguman dari para muslim.
Adalah hotel Utsman bin Affan (Usman bin Affan) di Madinah, bangunan dengan 210 kamar siap sewa dan 30 kamar khusus yang siap menyambut para wisatawan di Madinah. Hotel itu berdiri gagah setinggi 15 lantai dengan 24 kamar di setiap lantai.
Hotel yang berdiri di samping Masjid Utsman bin Affan (Usman bin Affan) itu dilengkapi dua restoran besar, 6 unit perbelanjaan, dan seluruh jasa hotel yang membuatnya menjadi hotel bintang lima. Kabarnya, kini hotel tersebut dioperasikan oleh Sheraton, salah satu hotel bertaraf internasional. Dengan pengelola hotel ternama itu, hotel Uthman bin Affan diprediksi dapat mencetak pendapatan lebih tinggi dibandingkan penginapan lain.
Konon kabarnya, ada kebaikan sahabat Rasulullah SAW, Usman bin Affan, pada pembangunan hotel Utsman bin Affan. Hotel itu dibangun dari tabungan Usman yang telah berusia lebih dari seribu tahun. Kisah itu berawal saat kaum muslim hijrah ke Madinah, air jernih menjadi salah satu kebutuhan yang sangat sulit diperoleh. Apalagi para umat muslim saat itu terbiasa meminum air Zamzam di Mekah.
Sebenarnya bukan air yang sulit ditemukan, persoalan utama saat itu karena pemilik sumur dengan air melimpah justru dimiliki seorang Yahudi. Mendapatkan laporan itu dari umatnya, Nabi besar Muhammad SAW lantas memberikan penawaran pada sang pemilik sumur.
Sebagai ganti sumur tersebut, Rasulullah menawarkan kebun luas sebagai gantinya. Namun sang pemilik sumur menolak dan mengatakan hanya menerima uang semata. Sang pemilik sumur memang terkenal oportunis dan tak mau berbagi air di sumurnya selain dengan cara jual beli. Mengetahui insiden itu, Usman bin Affan lantas mendatangi sang pemilik sumur dan berkata akan membeli sumur tersebut.
Pemiliknya menolak, dia menawarkan Usman membeli setengah air di sumur itu atau menyewa sumur tesrebut. Usman lantas membeli setengah air sumur tersebut. Pembagian yang dimaksud dengan kata `setengah` adalah di mana pemilik sumur dan Usman bergantian mengkonsumsi air sumur dua hari sekali, hari ini Usman, besok pemilik sumur, dan begitu seterusnya. Usman lalu mewakafkan air sumur sesuai jatah harinya untuk keperluan kaum muslim.
Uniknya, setiap orang justru hanya mau minum air sumur di jatah hari Usman dan tak ada yang datang di saat hari pemilik sumur. Karena merasa rugi, dia lantas menjual seluruh sumur seharga 20 ribu dirham. Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun nan luas. Kebun wakaf Usman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).
Setelah Kerajaan Arab Saudi berdiri, perawatan berjalan semakin baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma. Kerajaan Saudi, melalui Kementerian Pertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.
Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf. Dengan begitu, 'kekayaan' Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.
Di atas tanah itulah, hotel Utsman bin Affan dibangun dari uang rekeningnya, tepat di samping masjid yang juga atas nama dirinya. Sama seperti perkebunan kurma, uang dari pendapatan hotel, setelah dibagi dengan pengelola, akan dibagikan pada umat miskin dan masuk ke rekening Usman.
Tak heran, jika para pengembang hotel berebut meraup rezeki dari potensi kunjungan muslim yang berkunjung ke Madinah. Di antara banyak penginapan di Madinah, terdapat satu hotel bintang lima yang kisahnya selalu berhasil mengundang semburat kekaguman dari para muslim.
Adalah hotel Utsman bin Affan (Usman bin Affan) di Madinah, bangunan dengan 210 kamar siap sewa dan 30 kamar khusus yang siap menyambut para wisatawan di Madinah. Hotel itu berdiri gagah setinggi 15 lantai dengan 24 kamar di setiap lantai.
Hotel yang berdiri di samping Masjid Utsman bin Affan (Usman bin Affan) itu dilengkapi dua restoran besar, 6 unit perbelanjaan, dan seluruh jasa hotel yang membuatnya menjadi hotel bintang lima. Kabarnya, kini hotel tersebut dioperasikan oleh Sheraton, salah satu hotel bertaraf internasional. Dengan pengelola hotel ternama itu, hotel Uthman bin Affan diprediksi dapat mencetak pendapatan lebih tinggi dibandingkan penginapan lain.
Konon kabarnya, ada kebaikan sahabat Rasulullah SAW, Usman bin Affan, pada pembangunan hotel Utsman bin Affan. Hotel itu dibangun dari tabungan Usman yang telah berusia lebih dari seribu tahun. Kisah itu berawal saat kaum muslim hijrah ke Madinah, air jernih menjadi salah satu kebutuhan yang sangat sulit diperoleh. Apalagi para umat muslim saat itu terbiasa meminum air Zamzam di Mekah.
Sebenarnya bukan air yang sulit ditemukan, persoalan utama saat itu karena pemilik sumur dengan air melimpah justru dimiliki seorang Yahudi. Mendapatkan laporan itu dari umatnya, Nabi besar Muhammad SAW lantas memberikan penawaran pada sang pemilik sumur.
Sebagai ganti sumur tersebut, Rasulullah menawarkan kebun luas sebagai gantinya. Namun sang pemilik sumur menolak dan mengatakan hanya menerima uang semata. Sang pemilik sumur memang terkenal oportunis dan tak mau berbagi air di sumurnya selain dengan cara jual beli. Mengetahui insiden itu, Usman bin Affan lantas mendatangi sang pemilik sumur dan berkata akan membeli sumur tersebut.
Pemiliknya menolak, dia menawarkan Usman membeli setengah air di sumur itu atau menyewa sumur tesrebut. Usman lantas membeli setengah air sumur tersebut. Pembagian yang dimaksud dengan kata `setengah` adalah di mana pemilik sumur dan Usman bergantian mengkonsumsi air sumur dua hari sekali, hari ini Usman, besok pemilik sumur, dan begitu seterusnya. Usman lalu mewakafkan air sumur sesuai jatah harinya untuk keperluan kaum muslim.
Uniknya, setiap orang justru hanya mau minum air sumur di jatah hari Usman dan tak ada yang datang di saat hari pemilik sumur. Karena merasa rugi, dia lantas menjual seluruh sumur seharga 20 ribu dirham. Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun nan luas. Kebun wakaf Usman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).
Setelah Kerajaan Arab Saudi berdiri, perawatan berjalan semakin baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma. Kerajaan Saudi, melalui Kementerian Pertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.
Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf. Dengan begitu, 'kekayaan' Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.
Di atas tanah itulah, hotel Utsman bin Affan dibangun dari uang rekeningnya, tepat di samping masjid yang juga atas nama dirinya. Sama seperti perkebunan kurma, uang dari pendapatan hotel, setelah dibagi dengan pengelola, akan dibagikan pada umat miskin dan masuk ke rekening Usman.
KOTAK KOMENTAR
|
ARTIKEL TERKAIT
Rohani
- Kebangkitan Turki, Awal Kehancuran Israel
- Inilah Barang yang Haram Untuk Diperdagangkan
- SUBHANALLAH... Mengharukan Sekali, Janji Setia di Medan JIHAD
- Pernah Mimpi Bertemu Orang yang Telah Meninggal, Ini Artinya Sebenarnya
- Hukum Memakai Topi Bagi Seorang Muslim
- Gerhana, Bukan Hanya Sebatas Fenomena Alam
- Larangan Duduk Memeluk Lutut Saat Sedang Mendengar Khutbah Jumat
- Waspada!! Ada Bahaya apa dibalik Film Kartun Naruto?
- Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jumat, Umat Muslim Wajib Tau
- [Biarkan Sejarah Bicara] Suatu Masa, Ketika Islam Menjadi Adidaya
- Ulama Terkenal Saudi Syeikh Aidh al Qarni Ditembak di Filipina Usai Ceramah
Arsitektur
- Wuihhh... Ada Jembatan Untuk Perahu
- intip yuk KEDIAMAN RESMI KEPALA NEGARA di berbagai negara di dunia
- 7 JEMBATAN TERPANJANG di dunia, gokil ..... PANJANG bangetttt......
- FOTO: Design Mewah Bunker Kiamat
- Ternyata ini dia Gan Ujungnya Tembok Besar China
- Inilah 11 Kolam Renang Paling Menakjubkan Yang Ada di Seluruh Dunia
- Cara Mesir Kuno Pindahkan Batu Piramida
- Replika Bahtera Nuh Berukuran Besar Sedang Dibangun di Kentucky
- Ketika SEPEDA dijadikan bagian dari desain INTERIOR rumah!!
- fakta MENARIK tentang bangunan the dome of the rock!!
Sejarah
- Tokoh Dunia Yang Melajang Hingga Ajal
- Fakta Kesultanan Banten, Kerajaan Nusantara yang Disegani Dunia Namun Berakhir Miris
- Misterius, Jasad Pelaut Ditemukan Sudah Menjadi Mumi dan Masih Duduk di Ruang Kemudi
- MERINDING!!! SUNNAH NABI ITU EMANG SUPER AJAIB
- Begini Cara Imam Abu Hanifah Bikin Orang-Orang Atheis Bungkam Tak Berkutik
- KISAH NYATA : Seorang Anak Miskin yang Mengguncang Vatikan
- Peralatan Kecantikan Tempo Dulu yang Membuat Pemakainya Terlihat Konyol
- Sejarawan : Hitler Ternyata Miliki Kelainan Alat Vital
- Ini Lho Asal Mula Kenapa Susunan Huruf Keyboard Nggak Beraturan
- Cinta 'Nekat' Putri Bangsawan Swedia dan Pria Melarat India
- Kisah Cinta Paling Legendaris di Indonesia