MENYEDIHKAN, TATAPAN MATA KUCING INI MENGISYARATKAN MAKNA INGIN DISELAMATKAN DARI AKSI TAK MANUSIAWI PENJAGALAN HEWAN -
Mirror
Kucing memanjat kandang kawat ketakutan siap dijagalFestival makan daging anjing dan kucing yang digelar di salah satu kota di Tiongkok menuai kecaman dunia internasional. Bagaimana tidak, kurang lebih 10 ribu kucing dan anjing dipersiapkan menjadi "santapan" para penikmat kuliner laknat demi festival tersebut. Demi meredam aksi pembataian terhadap hewan itu, sejumlah aktivis hewan yang tergabung dalam Humane Society International (HSI) nekat melakukan aksi penyelamatan.
Salah satu aktivis yang berani menyelamatkan anjing dan hewan adalah Dr Peter Li. Aktivis itu nekat mendatangi salah satu rumah jagal demi menyelamatkan beberapa hewan. Ia berdalih kepada pekerja rumah jagal ingin mengambil beberapa hewan di kandang. Dr Peter hanya mampu menyelamatkan dua ekor anjing dan dua ekor kucing yang merinding ketakutan diantara ratusan hewan lain dalam kandang.
Ia menuturkan, dua anjing menarik perhatiannya dan satu anjing dengan hidungnya menyentuh jari aktivis tersebut."Anjing kecil lain yang berada dekat dengan anjing yang sentuh jari saya begitu tenang seolah rohnya telah tiada. Wajah mereka tak bakal saya lupakan menunjukkan betapa takutnya mereka,".
Peter berkata kepada pekerja rumaj jagah ingin mengambil dua ekor anjing. Secara tiba-tiba, ia melihat secara langsung kucing dengan wajah ketakutan memanjat kandar berkawat.
"Dia dalam keadaan mengenaskan, tatapan matanya sungguh menyayat hati dan putus asa. Suaranya seolah mengatakan: Hey bagaimana dengan aku? Kau pergi tanpa aku?," ujarnya
Tak mampu membendung rasa iba, Peter pun membawa dua ekor kucing lainnya untuk diselamatkan dan bahagia mampu menyelamatkan empat ekor hewan.
Keempat hewan itu kini berada di Kota Nanning. Mereka akan berangkat ke Beijing sebelum diterbangkan ke Amerika Serikat di mana mereka akan diadopsi oleh pecinta hewan terpilih.
Terkait Festival makan daging anjing dan kucing Peter mengaku kerap mendengar persepsi jangan merusak tradisi. Namun ia mengklaim, tradisi itu jsutru menimbulkan aksi brutal terhadap hewan.
"Budaya seharusnya tidak dijadikan alasan untuk berlaku kejam terhadap orang atau binatang," tegasnya.Lantaran festival itu dikecam dan memacing kemarahan dunia internasional, pihak otoritas setempat mengklaim festival tahunan itu bakal dihapuskan.