Septian Anggara Putra, pendaki yang sempat bikin geger gara-gara mmemasang bendera di menara pantau kawah merapi, memenuhi undangan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut, ia datang bersama lima rekannya yang tergabung dalam Komunitas 54 Salatiga.
Di kantor BPPTKG, mereka diajak untuk beraudiensi dan diajak berkeliling ke ruangan pemantauan gunung merapi. Di tempat ini, mereka diberikan pemahaman tentang pentingnya keberadaan alat-alat pemantauan aktivitas Gunung Merapi yang sangat vital dalam mitigasi bencana merapi.
Atas kesalahannya memasang bendera di menara pantau kawah hingga menutupi CCTV, pendaki ini pun diberi sanksi edukatif oleh Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) berupa larangan mendaki gunung merapi selama tiga tahun, serta diminta untuk membantu membersihkan sampah di sekitar Gunung Merapi serta diperbantukan di Basecamp Barameru.
Foto: TRIBUNJOGJA.COM | Bramasto Adhy
Di akhir pertemuannya tersebut, Septian selaku pendaki yang memasang
bendera di cctv Merapi menyampaikan penyesalan dan permintaan maafnya."Saya menyesali perbuatan tersebut dan meminta maaf," ucapnya di hadapan awak media.
Foto: TRIBUNJOGJA.COM | Bramasto Adhy
Adapun, sebelum meninggalkan kantor BPPTKG, Septian sempat
disuruh oleh sejumlah orang di luar kantor BPPTKG untuk berjalan jongkok
hingga menuju ke mobil. Ia pun menuruti perintah itu sambil
diperhatikan oleh beberapa orang di belakangnya.
Sementara itu, Kepala BPPTKG DIY, I Gusti Made Agung Nandaka, mengaku mendengar adanya peristiwa bahwa Septian disuruh jalan jongkok. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu berada di luar kendali dirinya. "Saya mendengar informasi itu, tetapi insiden itu di luar kendali kami. Relawan memang datang dan berada di luar," kata dia.
Menurut Nandaka, seusai mendengar informasi itu, dia sempat bertemu dengan Septian dan teman-temanya. Saat itulah Nandaka menanyakan kondisi mereka. "Saya tanya, mereka baik-baik saja dan tidak menderita luka. Mereka lalu pulang," pungkas Nandaka.
DIberitakan sebelumnya, para petugas pemantauan Gunung Merapi sempat dibuat kelabakan ketika sebuah bendera putih dipasang di tower CCTV di puncak gunung berapi itu.
Bendera bertuliskan Adventure 54 Salatiga itu berkibar-kibar dan menghalangi kamera pemantau yang sangat vital untuk kepentingan publik.
Sementara itu, Kepala BPPTKG DIY, I Gusti Made Agung Nandaka, mengaku mendengar adanya peristiwa bahwa Septian disuruh jalan jongkok. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu berada di luar kendali dirinya. "Saya mendengar informasi itu, tetapi insiden itu di luar kendali kami. Relawan memang datang dan berada di luar," kata dia.
Menurut Nandaka, seusai mendengar informasi itu, dia sempat bertemu dengan Septian dan teman-temanya. Saat itulah Nandaka menanyakan kondisi mereka. "Saya tanya, mereka baik-baik saja dan tidak menderita luka. Mereka lalu pulang," pungkas Nandaka.
DIberitakan sebelumnya, para petugas pemantauan Gunung Merapi sempat dibuat kelabakan ketika sebuah bendera putih dipasang di tower CCTV di puncak gunung berapi itu.
Bendera bertuliskan Adventure 54 Salatiga itu berkibar-kibar dan menghalangi kamera pemantau yang sangat vital untuk kepentingan publik.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment