Ini Dia Bahaya Minuman Ringan! STOP Belikan Untuk Anak! -
Ini Dia Bahaya Minuman Ringan! STOP Belikan Untuk Anak!
Duh, rasanya nikmat banget di cuaca panas-panas minum teh kemasan yang dingin dan minuman ringan lainnya.
Pemandangan seperti ini sudah tidak asing kita jumpai di Indonesia.
Biasanya di dekat warung-warung kecil, ada orang tua yang bawa anak
balita, bahkan bayi, sedang memberikan minuman ringan yang murah meriah
untuk anaknya.
Sehingga dari situ
saya juga mulai berpikir. Kenapa orang tua gampang
banget memberikan anaknya yang masih dalam masa pertumbuhan itu minuman
kemasan. padahal kata guru saya jaman SMA dulu, minuman kemasan itu
bahaya, buat orang dewasa aja bahaya, apalagi buat bocah-bocah. Kadang
malah enggak tanggung-tanggung orangtua memberikan anaknya satu botol minuman manis
seperti ini. Suer, kadang saya gemes ngeliatnya, kenapa engga dikasih
air putih aja yah anaknya? sekarang agar kita lebih paham
ayodibaca Bahaya Minuman Ringan, jangan dibelikan lagi untuk anak.
Kandungan Gula Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya
Foto
di atas memperlihatkan banyaknya kandungan gula yang terdapat di setiap
botol minuman kemasan yang dikonsumsi. Dalam minuman teh instan bisa
terkandung lebih dari 5 sendok teh gula! Kalau agan atau sista bilang
itu masih dalam batas wajar, ingat! Makanan pokok Orang Indonesia adalah
nasi dan namanya orangtua kurang ‘sreg’ kalau anaknya belum makan nasi
dan nasi putih juga mengandung gula. Belum lagi namanya anak-anak pasti
masih suka jajan. saya yang udah gede aja masih suka jajan. Jajan
makanan loh, ya
Seorang anak berusia
1-3 tahun boleh mengkonsumi hingga 5 sendok teh gula/hari atau setara
dengan 80 kalori jika satu sendok teh gula mengandung 16 kalori,
sementara anak 4-6 tahun boleh mengkonsumsi hingga 8 sendok teh/hari
atau setara dengan 128 kalori (Sumber) atau setara dengan 10% dari kandungan gizi yang dikonsumsi.
Bahaya Minuman Ringan dengan jumlah gula berlebih:
Gula
memang manis dan menyenangkan, tapi efeknya pada tubuh bila dikonsumsi
berlebihan sangat berbahaya. Gula adalah penyebab nomor satu diabetes,
obesitas, dan kerusakan gigi. Sayang, kan, kalau anak-anak kita yang
lucu dan manis giginya menghitam dan bolong? Dan pasti sobat
ayodibaca.com enggak tega kalau anaknya mengeluh sakit gigi karena
konsumsi gula berlebih.
Diabetes pada anak pun bukan mitos belaka.
Di Amerika Serikat bahkan sampai 30% anak menderita diabetes. Ayah dan
bunda yang sayang anak, awasi asupan gula anak-anaknya, yah. Terutama
dari minuman- minuman segar.Kandungan Air Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya
Normalnya
anak membutuhkan 10-15% air dihitung dari berat badannya. Dalam
Widyakarya Pangan Nasional Indonesia 2013, dirumuskan sebagai berikut
anak usia 0,5-1 tahun kebutuhan airnya 800 mililiter, usia 1-3 tahun
sebanyak 1.200 mililiter, usia 4-6 tahun sebanyak 1.500 mililiter dan
usia 7-9 tahun sebanyak 1.900 mililiter (sumur). Ohya, air di sini air putih loh yah, bukan air yang lain.
Apakah
ada efek samping air mineral? Selama bersih dan tidak diberi tambahan
macam-macam, air mineral adalah minuman yang terbaik bagi tubuh kita dan
hampir tanpa efek sampng. Efek sampingnya hanya kalau kebanyakan minum
air maka perut akan menjadi kembung dan mengalami hyphonatermia, tapi kasus tersebut sangat jarang dan biasanya terjadi pada olahragawan.
Kandungan Kafein Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya
Kafein
memang bukan hanya terkandung dalam kopi. Minuman lain seperti teh,
soda, dan minuman berenergi, bahkan dalam minuman yang dianggap tidak
berbahaya seperti susu cokelat dan minuman cokelat. Meski sangat tidak
disarankkan, ada batas toleransi bagi anak untuk mengkonsumsi kafein
sebagai berikut:
- Empat sampai enam tahun: 45 mg
- Tujuh sampai sembilan tahun: 62 mg
- Sepuluh hingga 12 tahun: 85 mg (parenting.co.id)
Bahaya Minuman Ringan berkafein:
Kafein
adalah stimulan yang dapat memicu debaran jantung. Kelebihan kafein
dapat menyebabkan debar jantung dan susah tidur. Kafein juga menyebabkan
kegelisahan, obesitas dan gangguan perut.
Kandungan Tanin Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya
Tanin
mungkin lebih dikenal pada rokok. Padahal, tanin juga bisa ditemukan
dalam teh. Kalau sobat ayodibaca.com minum teh pahit, pasti sering
terasa sepet/kesat di tenggorokan kan? Yang sobat ayodibaca.com rasakan
itulah yang disebut tanin. Untuk anak-anak, tanin sangat tidka
disarankan dan batas toleransinya adalah dua gelas sehari.
Meski
tanin dalam teh baik untuk antioksidan, tanin juga memiliki sifat yang
dapat mengikat zat besi. Zat besi sangat penting dalma pembentukan
darah, sehingga kekurangan zat besi dapat menyebabkan sayamia. Untuk
amannya, kalau sobat ayodibaca.com membuatkan teh untuk anak, jangan
terlalu lama dicelup/terlalu pekat. Semakin pekat maka semakin tinggi
kandungan taninnya.
Kandungan Soda Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya
Wah
pasti nikmat banget panas-panas minum soda yang dingin, ada
nyes-nyesnya di lidah, terus ke tenggorokan. Bocah-bocah juga sulit
menahan godaan dari minuman satu ini, dan kalau ke restoran cepat saji
rasanya kurang afdol kalau enggak pake minuman ini. Masalah bahaya,
rasanya tidak perlu diperdebatkan lagi tidak ada anjuran berapa banyak
soda yang boleh diminum ana-anak alias, harus dihindari total. jadi
selama belum berkenalan dengan soda, baiknya anak-anak
tidak diperkenalkan pada minuman ini.
Bahaya Minuman Ringan (bersoda):
Tapi,
harus dibedakan antara soda yang sudah dicampur segala macam hingga
menjadi minuman soda yang kita kenal dengan soda yang hanya berupacarbonated water. saya sudah mencoba untuk membaca apakah carbonated watertanpa
campuran pemanis, pewarna dan lain-lain itu berbahaya, dan kebanyakan
berkata tidak. Air soda pada dasarnya hanya air mineral yang diberi CO2,
namun dalam minuman ringan, ditambahkan lagi sirup jagung, caramel,
pewarna, dan pemanis yang menjadikannya berbahaya, baik itu untuk
tulang, gigi, dan menyebabkan diabetes serta obesitas. Dapat juga
menyebabkan masalah pada ginjal anak maupun dewasa.
Kandungan Sirup Jagung Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya
Nah
mungkin inilah raja daripada minuman berbahaya! Sirup jagung adalah
pemanis buatan yang banyak digunakan dalam minuman kemasan karena
harganya yang lebih murah dan lebih manis. Tidak seperti gula biasa yang
mengandung glukosa, sirup jagung mengandung fruktosa yang lebih
berbahaya karena menyebabkan obesitas lebih cepat.
Sirup Jagung Tinggi Fruktosa (HFCS – high-fructose corn syrup)
adalah pemanis berkalori yang diperoleh dari jagung. Bahan ini cocok
untuk beragam minuman dan makanan yang mencakup sereal siap makan,
produk daging, saus, bumbu, minuman ringan, dan minuman lainnya.
Walaupun HFCS telah menggantikan sukrosa pada banyak makanan dan minuman
jadi di Amerika Serikat, tapi sukralosa tetap menjadi pemanis utama
yang digunakan di negara itu dan di seluruh dunia.
Komposisi, Keamanan dan Metabolisme
Sirup jagung tinggi fruktosa disebut demikian untuk membedakannya dari sirup jagung biasa. Sirup jagung biasa mengandung glukosa 100%, yang hanya manisnya hanya
sekitar 65% dengan sukrosa (gula pasir). Pada tahun 1970-an, peneliti
pangan mempelajari cara mengubah sebagian glukosa pada sirup jagung
menjadi fruktosa, yang lebih manis daripada glukosa. Pemanis yang
dikembangkan untuk penggunaan pada minuman ringan memiliki tingkat
kemanisan yang sebanding dengan sukrosa dan disebut dengan HFCS55 karena
berisi 55% fruktosa.
Sekalipun
namanya mungkin menyiratkan bahwa HFCS adalah relatif “tinggi” fruktosa
terhadap sukrosa, tapi sebenarnya tidak demikian. Sukrosa mengandung 50%
fruktosa dan 50% glukosa, yang sangat mirip dengan komposisi HFCS55
yang 55% fruktosa dan 45% glukosa. Karena banyak minuman ringan
mengandung sekitar 10 gram pemanis per 100 ml, perbedaan kecil dalam
kadar fruktosa antara HFCS55 dan sukrosa berarti hanya 1,25 gram
tambahan fruktosa per 250 ml (sekitar 8,33 fl. oz.) bila menggunakan
HFCS55.
Sirup jagung tinggi fruktosa
mendapat status “Diakui Aman Secara Umum” (GRAS – Generally Recognized
as Safe) oleh U.S. Food & Drug Administration (FDA) pada tahun 1983.
Bahan ini aman untuk dikonsumsi semua kalangan, termasuk anak-anak
serta ibu hamil dan menyusui. HFCS diserap dan dimetabolisme oleh tubuh
dengan cara yang persis sama dengan sukrosa, dan seperti sukrosa, HFCS
menghasilkan 4 kalori (17 kilojoule) per gram atau 16 kalori per sendok
teh.
HFCS: Memahami Kontroversi dan Ilmunya
Kecemasan
konsumen Amerika Serikat terhadap HFCS merebak pada tahun 2004, setelah
perhatian media yang sangat luas atas komentar yang diterbitkan di
American Journal of Clinical Nutrition (AJCN) tentang HFCS dan obesitas
yang menduga bahwa perbedaan kemanisan kandungan fruktosa atau nilai
rasa kenyang HFCS dengan sukrosa dapat dikaitkan dengan laju obesitas
yang meningkat di Amerika Serikat. Setelah itu, banyak artikel
penelitian diterbitkan oleh ilmuwan lain yang membenarkan bahwa HFCS
tidak “lebih manis’’
atau dimetabolisme secara berbeda dengan sukrosa, dan bahwa bahan ini
memiliki efek pada kadar insulin dan sinyal tubuh untuk rasa kenyang
yang sama dengan sukrosa. Walaupun salah satu penulis-bersama artikel
AJCN itu belakangan menjelaskan bahwa komentar tersebut ditujukan hanya
untuk memancing diskusi ilmiah dan bahwa teori yang disajikan ternyata
salah, keraguan yang tertanam di pikiran konsumen dan media tetap
bertahan dan agak sulit diubah.
Pada
tahun 2008, American Medical Association (AMA) mengkaji penelitian yang
relevan sehubungan dengan HFCS untuk menjawab kecemasan konsumen
mengenai pemanis ini. Di dalam pernyataannya, AMA mencatat bahwa,
“Karena komposisi HFCS dan sukrosa serupa, khususnya mengenai penyerapan
oleh tubuh, tampaknya HFCS cenderung tidak berkontribusi kepada
obesitas atau kondisi lainnya secara lebih besar dibandingkan sukrosa.”
Akan tetapi, AMA juga mendorong penelitian independen tentang efek
kesehatan HFCS dan pemanis lainnya dan menyarankan agar konsumen
membatasi semua pemanis berkalori yang ditambahkan guna mengikuti saran
dari Pedoman Gizi Warga Amerika. Otoritas kesehatan yang disegani setuju
bahwa obesitas adalah masalah serius dan disebabkan oleh banyak faktor
rumit yang saling terkait di antaranya konsumsi kalori berlebihan, gaya
hidup kurang gerak, genetika, masalah-masalah psikologis, lingkungan,
dan sosial.
Saat ini, sebagian besar
pakar setuju bahwa HFCS dan sukrosa begitu serupa, sehingga mengganti
yang satu dengan yang lainnya tidak akan berdampak beda pada obesitas
atau kesehatan.Tentu saja, semua kalori berperan, baik itu dari sukrosa,
HFCS, maupun sumber lainnya. Sayangnya, kebingungan dan kekhawatiran
konsumen tentang HFCS tetap ada karena kurangnya pemahaman tentang arti
namanya, komposisinya yang sesungguhnya, dan kemiripannya dengan
sukrosa.
Kesimpulan
sobat
ayodibaca.com, semoga artikel bahaya minuman ringan ini membuka mata
kita sebagai orang dewasa, khususnya sebagai orangtua agar tidak
sembarangan memberi anak-anak kita minuman. Memang anak-anak pasti
leihmemilih minuman dingin yang manis daripada minum air mineral. Tapi,
air mineral baik untuk kesehatan dan karena tubuh membutuhkan asupan air
yang cukup, maka biasakan si buah hati minum air mineral saja, ya.
Menyadarai
bahaya minuman ringan, di Amerika sekarang sudah ada berbagai kampanye
untuk mengurangi konsumsi minuman kemasan pada anak, terutama soda arena
tingkat obesitas serta diabetes pada anak yang cukup tinggi. Bahkan
salah satu cara untuk mengingatkan berapa banyak gula yang dikonsumsi.
Semakin kemari, semakin banyak kampanye anti soda di Amerika Serikat.
Nah,
bagaimana dengan ayah dan bunda di Indonesia? Mulai peduli, yuk, dengan
apa yang dimasukan ke dalam mulut anak. Jangan karena anak merengek,
akhirnya kita biarkan deh minum minuman yang berbahaya.
Sumber :
No comments:
Post a Comment