Lima tokoh dunia ini kecam pernyataan Donald Trump soal muslim -
Puncak kekesalan atas sikap anti-Islam dari Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, membuat sejumlah tokoh dunia angkat bicara dan mengecam terkait pernyataan kontroversial pengusaha properti tajir ini.
Dalam kelakarnya, Trump menegaskan seandainya terpilih dalam pemilu tahun depan, dia serius menghentikan orang Islam untuk dapat masuk ke Negeri Paman Sam. Pelarangan itu, menurutnya, harus dilakukan dari pintu imigrasi darat, laut, maupun udara.
Kendati niat tersebut, penulis novel Harry Potter, J.K Rowling sampai menilai bila dia (Trump) lebih jahat ketimbang tokoh fiksi buatannya Lord Voldemort. Tidak hanya Rowling, Muhammad Ali sang petinju kelas dunia, pendiri Facebook, dan Perdana Menteri Inggris juga menyerukan hal serupa.
Berikut, lima tokoh dunia yang angkat bicara terkait aksi pernyataan Trump atas sikap anti-Islamnya yang dirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber.
1.
Legenda tinju Muhammad Ali Kritik aksi Trump kecam Islam masuk AS
Legenda tinju dunia Muhammad Ali diketahui kesal akibat pernyataan Donald Trump yang mengatakan akan membatasi bahkan menutup akses muslim ke Amerika Serikat. Tiga kali pemenang juara dunia kelas berat itu kini memang dikenal sebagai tokoh dunia beragama Islam yang populer.
"Muslim harus berdiri menentang kepada setiap pengguna nama Islam untuk mendulang keuntungan dari niatan pribadi mereka," tutur Ali, seperti BBC, Kamis (10/12).
Sebelumnya dalam kampanye bakal calon kandidat presiden dari Partai Republik Trump berjanji akan menutup akses Muslim masuki Negeri Paman Sam, seiring aksi teror berlandaskan nama Islam yang sedang marak.
"Larangan (masuk) itu berlaku sampai kita bisa memutuskan dan mengerti permasalahan ideologi Islam dan ancamannya yang berbahaya. Negara ini tidak bisa menjadi korban serangan kaum percaya pada konsep Jihad dan tidak memiliki nalar untuk menghormati sesama manusia," ujar Trump dalam pernyataannya kepada awak media kemarin, seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (7/12).
"Muslim harus berdiri menentang kepada setiap pengguna nama Islam untuk mendulang keuntungan dari niatan pribadi mereka," tutur Ali, seperti BBC, Kamis (10/12).
Sebelumnya dalam kampanye bakal calon kandidat presiden dari Partai Republik Trump berjanji akan menutup akses Muslim masuki Negeri Paman Sam, seiring aksi teror berlandaskan nama Islam yang sedang marak.
"Larangan (masuk) itu berlaku sampai kita bisa memutuskan dan mengerti permasalahan ideologi Islam dan ancamannya yang berbahaya. Negara ini tidak bisa menjadi korban serangan kaum percaya pada konsep Jihad dan tidak memiliki nalar untuk menghormati sesama manusia," ujar Trump dalam pernyataannya kepada awak media kemarin, seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (7/12).
2.
Sindir Trump, Mark Zuckerberg janji muslim tak dilarang pakai Facebook
Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, turut mengecam ide Donald Trump soal melarang muslim masuk ke Amerika Serikat. Sebagai seorang Yahudi, etnis minoritas di AS, Zuckerberg tahu rasanya diperlakukan berbeda.
Karena itu, tadi malam dia membuat sebuah status Facebook yang isinya menyindir komentar Trump. Uniknya, dia sama sekali tidak menyebut nama Trump.
"Jika anda pemeluk Islam di jejaring sosial ini, sebagai pemimpin Facebook, saya ingin menegaskan anda selalu diterima di sini dan kami akan berjuang melindungi hak-hak Anda," tulis Zuckerberg seperti dilansir ulang oleh the Guardian, Kamis (10/12).
Pada statusnya itu, Zuckerberg mengatakan kedua orang tuanya mengajarkan agar dia selalu melawan serangan pada kelompok minoritas manapun. Kejadian dua bulan terakhir, termasuk serangan teror di Paris maupun penembakan massal di California, memicu Islamofobia. Zuckerberg mengaku paham ketakutan umat muslim karena dikambinghitamkan.
"Walaupun serangan itu tidak terjadi pada Anda saat ini, namun hal itu bisa terjadi kapan saja, mengancam serta menyakiti semua orang," kata orang terkaya nomor 16 dunia itu.
Pengguna Facebook dari kalangan muslim cukup banyak. Masalahnya, tak sedikit postingan Facebook yang bernuansa anti-Islam, dengan atau tanpa serangan teror dua bulan belakangan. "Saya berulang kali melaporkan pada admin FB bahwa ada postingan bernada kebencian terhadap agama Islam, tapi tidak ada respon apa-apa," kata pengguna bernama Shaunna Imam.
Karena itu, tadi malam dia membuat sebuah status Facebook yang isinya menyindir komentar Trump. Uniknya, dia sama sekali tidak menyebut nama Trump.
"Jika anda pemeluk Islam di jejaring sosial ini, sebagai pemimpin Facebook, saya ingin menegaskan anda selalu diterima di sini dan kami akan berjuang melindungi hak-hak Anda," tulis Zuckerberg seperti dilansir ulang oleh the Guardian, Kamis (10/12).
Pada statusnya itu, Zuckerberg mengatakan kedua orang tuanya mengajarkan agar dia selalu melawan serangan pada kelompok minoritas manapun. Kejadian dua bulan terakhir, termasuk serangan teror di Paris maupun penembakan massal di California, memicu Islamofobia. Zuckerberg mengaku paham ketakutan umat muslim karena dikambinghitamkan.
"Walaupun serangan itu tidak terjadi pada Anda saat ini, namun hal itu bisa terjadi kapan saja, mengancam serta menyakiti semua orang," kata orang terkaya nomor 16 dunia itu.
Pengguna Facebook dari kalangan muslim cukup banyak. Masalahnya, tak sedikit postingan Facebook yang bernuansa anti-Islam, dengan atau tanpa serangan teror dua bulan belakangan. "Saya berulang kali melaporkan pada admin FB bahwa ada postingan bernada kebencian terhadap agama Islam, tapi tidak ada respon apa-apa," kata pengguna bernama Shaunna Imam.
3.
J.K. Rowling ikut kritik pernyataan Donald Trump melalui Twitter pribadinya
Hujatan terhadap pernyataan Donald Trump yang ingin menutup akses muslim ke AS rupanya membuat dedengkot Harry Potter, J.K. Rowling, geram dan angkat bicara. Pada komentarnya, penulis fenomenal asal Inggris ini mengatakan bila perkataan kasar Trump adalah sifat jahat yang melebihi kejahatan tokoh fiksinya Voldemort.
"Betapa mengerikannya (niatan Trump) jahatnya bak Voldemort," cuit Rowling melalui akun Twitternya, seperti dikutip CNN, Selasa (8/12).
Diketahui, tokoh Voldemort adalah sosok jahat berjuluk 'Penguasa Kegelapan'. Digambarkan tokoh itu terus mengintai Harry Potter sampai di akhir cerita dengan pertarungan panas antara keduanya.
"Betapa mengerikannya (niatan Trump) jahatnya bak Voldemort," cuit Rowling melalui akun Twitternya, seperti dikutip CNN, Selasa (8/12).
Diketahui, tokoh Voldemort adalah sosok jahat berjuluk 'Penguasa Kegelapan'. Digambarkan tokoh itu terus mengintai Harry Potter sampai di akhir cerita dengan pertarungan panas antara keduanya.
4.
PM Inggris sebut Donald Trump sang pemecah belah
Menanggapi pernyataan Donald Trump yang berjanji menutup akses muslim masuk Amerika Serikat dalam kampanye bakal calon presiden Partai Republik, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut bila hal tersebut sebagai aksi 'pemecah belah', tak tertolong, dan sangat menyalahi aturan.
"Cameron sangat tidak setuju terkait niatan (Trump) tersebut," tutur Cameron melalui Juru Bicaranya, Downing Street, seperti dikutip BBC, Selasa (8/12).
Tidak hanya Cameron, sejumlah politisi Inggris seperti pemimpin buruh Jeremy Corbyn dalam cuitan menulis bila Trump telah mencederai nilai-nilai demokratis dan penghinaan terhadap umat manusia.
"Cameron sangat tidak setuju terkait niatan (Trump) tersebut," tutur Cameron melalui Juru Bicaranya, Downing Street, seperti dikutip BBC, Selasa (8/12).
Tidak hanya Cameron, sejumlah politisi Inggris seperti pemimpin buruh Jeremy Corbyn dalam cuitan menulis bila Trump telah mencederai nilai-nilai demokratis dan penghinaan terhadap umat manusia.
5.
Kelompok hacker Anonymus kobarkan genderang perang kepada Donald Trump
Derasnya kecaman terhadap pernyataan Donald Trump yang menyebut akan memberhentikan akses muslim masuk ke Amerika Serikat rupanya juga menyulut amarah kelompok hacker dunia Anonymus. Dalam deklarasinya dengan tegas menyatakan perang terhadap bakal calon presiden Partai Republik tersebut.
Melalui situs www.trumptowerny.com kelompok hacker ini mengumumkan hal tersebut pada Rabu malam, (9/12), seperti dikutip dari Mirror.
Melalui akun Twitter @AnonymusJobsUS kelompok ini juga mengatakan bila Amerika bukan penganut paham Fasis. Kendati begitu netizen di Twitter tampak senang, dan mendukung aksi Anonymus kali ini.
"Tagar OpTrump adalah ide mantap, terus lakukan Anonymous, setiap kemenangan ditujukan untuk semua kalangan, kita akan menang," cuit seorang akun @vVvZero.
Melalui situs www.trumptowerny.com kelompok hacker ini mengumumkan hal tersebut pada Rabu malam, (9/12), seperti dikutip dari Mirror.
Melalui akun Twitter @AnonymusJobsUS kelompok ini juga mengatakan bila Amerika bukan penganut paham Fasis. Kendati begitu netizen di Twitter tampak senang, dan mendukung aksi Anonymus kali ini.
"Tagar OpTrump adalah ide mantap, terus lakukan Anonymous, setiap kemenangan ditujukan untuk semua kalangan, kita akan menang," cuit seorang akun @vVvZero.
No comments:
Post a Comment