Masifnya LGBT di Indonesia karena disokong duit miliaran oleh UNDP -
Khofifah menegaskan, dalam menelusuri bahaya kelompok LGBT tersebut, harus dilihat secara komprehensif. Sebab, tak sedikit pula yang masuk kelompok LGBT hanya menjadi korban.
"Ternyata mereka juga menjadi korban perdagangan orang, hal ini harus dilihat komprehensif," ucapnya.
Lebih lanjut, kata Khofifah, di Kemensos sebetulnya tidak ada istilah LGBT. Yang ada adalah kelompok ODA (orang dengan HIV/AIDS) dan kelompok minoritas selama ini beragam.
"Ada yang terinfeksi, terisolasi dr lingkungannya, di antara mereka , ada yg mengalami terisolasi dari hal-hal lainnya, jadi kalau secara struktural tidak ada yang menangani khusus LGBT, tetapi ada direktorat tangani ini, kasubdit ODA," terangnya.
Khofifah juga menyebut kelompok LGBT mengincar anak-anak di bawah umur dengan memanfaatkan ekonomi keluarga kurang mampu. Setelah diberi hadiah oleh kelompok LGBT tersebut, anak-anak misalnya di Lombok tersebut tiba-tiba mengalami perubahan perilaku yang berlawanan dengan jenis kelaminnya. "Perubahan ini cepat sekali," tandasnya.
Selain di Lombok, temuan mencengangkan juga terjadi Batam. 3.000 Siswa di kota ini disebut lelaki suka lelaki (LSL). Data ini bersumber dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Riau.
Sumber :
No comments:
Post a Comment