Wah! Warga Takjub: Setelah Gempa, Pulau Baru Muncul di Pakistan!
Akhirnya NASA rilis foto Pulau Baru atau Zalzala Jazeera (Earthquake Island) akibat gempa di Pakistan.
Berawal dari terjadinya gempa bumi dahsyat yang mengguncang wilayah pedalaman Provinsi Baluchistan, Pakistan, menyebabkan munculnya pulau baru pada keesokan harinya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter itu menyebabkan sedikitnya 327 orang tewas dan 400 orang terluka. Pemerintah Pakistan mengerahkan 1.000 tentara dan helikopter militer untuk menjangkau lokasi bencana yang terisolasi dan sulit dijangkau.
Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat, gempa bumi itu terjadi di kedalaman 23 kilometer, sekitar 233 km tenggara Dalbandin, Baluchistan.
Gempa tersebut juga dirasakan masyarakat di Gwadar, Khuzdar, Chagai, Hyderabad, dan Karachi yang berada ratusan kilometer dari pusat gempa. Bahkan, guncangan terasa hingga New Delhi, ibu kota India.
Dari sedikitnya 327 korban tewas, 285 korban berasal dari pusat kota Awaran. Korban lain ditemukan di Kaich, tak jauh dari kota Awaran.
Sekitar 90 persen rumah penduduk di Awaran hancur. ”Banyak korban selamat yang kini tak punya tempat berteduh. Mereka membutuhkan bantuan banyak tenda, makanan, dan minuman,” kata Rasheed Gogazai.
Akibat Gempa, Pulau Baru Muncul
Di kota pelabuhan Gwadar di pesisir Pakistan, sebuah pulau baru muncul beberapa jam setelah gempa bumi. Hal itu menarik warga yang tinggal di sepanjang pesisir pantai. Mereka takjub dan heran, dan berbondong-bondong melihat gundukan batu dan lumpur itu dari tepi pantai. Untuk sementara pulau itu dinamakan “Pulau Gempa” atau dalam bahasa lokal disebut Zalzala Jazeera (Earthquake Island).
Ahli geologi Angkatan Laut Pakistan, Muhammed Danish, mengatakan, gundukan lumpur dan batu di pulau tersebut memiliki tinggi sekitar 18-21 meter dan lebar 36 meter dan panjang sampai 76 meter. Pulau terletak 200 meter dari pantai.
Seismolog dari Universitas Melbourne Australia, Gary Gibson, mengatakan pulau tersebut merupakan gunung lumpur yang diciptakan oleh gas metana dan memaksa material naik selama guncangan gempa.
“Itu sudah pernah terjadi di daerah tersebut. Tapi yang jelas ini peristiwa tidak biasa, sangat jarang,” ujarnya. Ilmuwan mengatakan pulau tersebut tidak memiliki struktur, tetap tetapi lumpur yang akan pecah oleh aktivitas gelombang dan tersebar dari waktu ke waktu.
Dari garis pantai dekat pelabuhan Gwadar, sekitar 400 kilometer dari pusat gempa, muncul sebuah buah pulau. Pulau yang muncul di Laut Arab dari dasar laut itu diduga terbentuk dari lapisan tanah yang berasal dari kawah lumpur.
“Ini bukan hal kecil, tapi hal besar yang muncul dari bawah air,” ujar penduduk Gwadar, Muhammad Rustam.
Kepala Badan Survei Geologi Pakistan Zahid Rafi menegaskan, pulau baru itu muncul karena gempa.
Menurut Zahid Rafi, gundukan batu dan lumpur tersebut terbentuk akibat gerakan gas metana yang terkunci atau terjebak di dalam bumi di bawah laut.
Karena guncangan gempa, ”pintu” gas itu terbuka. Gas mendorong lumpur dan bebatuan laut sehingga muncul ke permukaan yang menyerupai gunung lumpur.
Seorang ahli biologi kelautan dari Institut Kelautan Nasional Pakistan, Mohammad Danish, mengatakan tim ahli telah mengunjungi pulau tersebut dan menemukan gas metan meningkat.
“Tim kami menemukan gelembung muncul dari permukaan pulau yang bisa memunculkan api,” kata Danish.
”Kami melarang tim kami menyalakan api. Ini gas metana. Gundukan itu didominasi bebatuan dan lumpur. Kami telah meminta warga setempat tidak berkunjung ke pulau baru itu karena gas masih terpapar,” kata Danish.
Kejadian serupa terjadi di daerah yang sama pada tahun 1945, ketika gempa 8,1 SR di Makran kemudian memicu pembentukan gunung berapi lumpur, di Gwadar.
Pulau yang terbentuk akibat gempa Pakistan, mengeluarkan gas yang mudah terbakar dan merusak kehidupan laut di daerah itu.
“Ada ikan mati di permukaan. Dan, di sisi lain, kami bisa mendengar suara gas yang mendesis,” ujar Bahram Baloch, seorang wartawan lokal. Ia meninjau pulau itu sehari setelah gempa bersama rekan-rekannya.
Meskipun mereka tidak bisa mencium bau gas, tapi ketika mereka menempatkan benda dicelah tempat keluarnya gas, benda itu terbakar. Api pun sulit dipadamkan. Dibutuhkan seember air untuk memadamkannya.
Rashid Tabrez, direktur jenderal National Institute of Oceanography yang berbasis di Karachi, mengatakan, energi yang dilepaskan dari gerakan seismis telah mengaktifkan gas ini di bawah laut.
“Dasar laut dekat Pantai Makran memiliki cadangan gas hidrat, atau gas beku yang memiliki kandungan metana yang besar,” jelasnya.
Kandungan itu, menurut Rashid, telah “berbaring” di bawah. Dan ketika terjadi gerakan akibat gempa, gas ini terdorong ke permukaan.
Sebelumnya Pakistan juga pernah diguncang gempa berkekuatan 7,6 skala Richter pada tahun 2005. Gempa yang mengguncang Kashmir tersebut menewaskan sedikitnya 73.000 orang. (RT/ NASA/ tempo/ kompas/ republika)
KOTAK KOMENTAR
|