Gak nyesal nunggu launching premier film The Minions. Begitu perdana langsung banyak yang antre buat booking tiket, karena baris pertama tiket pun segera saya dapatkan. Film animasi ini menggunakan campuran bahasa asing, tapi rasanya mereka membubuhkan sedikit bahasa Indonesia di dalamnya selain bahasa lain yang unik. Awalnya memang cukup membingungkan karena faktor bahasa, namun film yang disutradarai oleh Kyle Balda dan Pierre Coffin mampu membawa penonton yang bingung terhibur dengan gaya para minion yang aneh dan lucu-lucu yang dituntun oleh narator dari aktor terkenal Geoffrey Rush.
Yang cukup mengejutkan dan buat bangga itu saat si Bob akhirnya mengucapkan kata, “terima kasih, terima kasih”, sesaat setelah dia dianugerahi mahkota untuk bonekanya. Hahaha, unik dan membanggakan ada unsur negeri kita di film itu.
Tapi saya cukup heran, pantes di awal film ada kalimat-kalimat yang gak asing di pendengaran Indonesia saya ini, dikuatkan dengan perkataan si Bob sang minion mungil yang penakut nan imut-imut. Rasa penasaran saya tadi terbawa sampai di rumah. Saya putuskan untuk mencari tahu kenapa ada unsur Indonesia di dalam film tersebut.
Dengan mengambil latar sebelum masa Gru, Minions kembali disutradarai oleh Pierre Coffin, sutradara keturunan Perancis – Indonesia. Setengah darah Indonesia yang dimilikinya ini, mendorongnya untuk memasukkan kata-kata bahasa Indonesia ke dalam masa minions, yang dibuat agar disamarkan. Jika jeli mendengarkan, maka Muvilaz akan mendengar kata ‘masalah’, ‘terima kasih’ dalam bahasa Minions. Tak pelak, sosoknya terasa akrab dengan Indonesia dan menarik untuk dibahas.
Pemilik nama lengkap Pierre Coffin Padang ini lahir dari pasangan suami istri, Yves Coffin, diplomat Prancis dan sastrawan Indonesia ternama, NH Dini. Sayangnya, saudara kandung dari Marie-Claire Lintang ini harus berpisah dengan ibunya saat berusia 17 tahun. Setelah bercerai, NH Dini memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan Pierre bersama saudaranya tinggal di Perancis bersama sang ayah.
Meski Ibunya adalah seorang novelis ternama Indonesia yang melahirkan karya unggulan seperti Kemayoran, Sekayu dan Pada Sebuah Kapal, tapi belum satu pun Pierre Coffin membaca karya ibunya. “Sebenarnya agak aneh karena karya-karya ibu saya tidak pernah diterjemahkan dalam bahasa Perancis, jadi saya belum pernah membaca buku-buku klasik tulisannya,” jelasnya kepada jurnalis VOA.
Pierre Coffin menambahkan,”Tentunya saya sangat bangga, tapi juga malu pada diri sendiri karena ternyata ia banyak menulis tentang kami sebagai keluarga. Saya sebenarnya sangat berkeinginan untuk membaca buku-bukunya”.
Beliau berkata di salah satu media elektronik, “Bahasa Indonesia menurut saya adalah bahasa yang sangat indah, seperti alunan musik. Ketika saya menyuarakan minion dalam film Despicable Me, saya menggunakan berbagai bahasa. Setiap kata-kata lucu saya gunakan dengan cara menarik. Mungkin Anda mendengar saya menggunakan kata ‘Terima Kasih’,” ujarnya. Menurutnya bahasa Minions merupakan campuran dari bahasa Spanyol, Italia, Inggris, Indonesia dan Yunani dengan penekanan resonansi yang disesuaikan.
Nah, sudah nonton film Minion? Yang belum silahkan ditonton deh.
KOTAK KOMENTAR
|