Ibu kota Angola, Luanda, kembali tercatat sebagai kota paling mahal di dunia bagi para ekspatriat, menurut survei lembaga konsultansi Mercer. Luanda sejak tiga tahun terakhir menempati urutan teratas kota termahal di dunia. Tiga faktor utama membuat Luanda menjadi sangat mahal: tingginya sewa, mahalnya harga barang-barang impor, dan ongkos yang tidak kecil untuk biaya pengamanan.
Namun harga kebutuhan lain di Luanda ikut tinggi karena fluktuasi nilai tukar mata uang Angola.
Dari 10 besar kota termahal untuk 2015, lima di antaranya diisi kota-kota di Asia, yaitu Hong Kong (urutan dua), Singapura (urutan empat), Shanghai (urutan enam), Beijing (urutan tujuh), dan Seoul (urutan delapan).
Hong Kong naik ke posisi dua sementara Singapura tetap berada di urutan empat karena mahalnya properti dan tingginya sewa rumah dan kantor di kedua kota tersebut.
Ibu kota Jepang, Tokyo, untuk pertama kalinya terlempar dari sepuluh besar karena melemahnya nilai tukar yen terhadap dolar Amerika.
Biasanya Tokyo menempati urutan teratas namun untuk daftar 2015 kota ini berada di posisi 11.
Mercer adalah satu dari beberapa lembaga atau perusahaan yang mengeluarkan daftar tahunan kota-kota termahal di dunia.Daftar semacam ini biasanya dipakai sebagai salah satu acuan besaran gaji karyawan asing.
KOTAK KOMENTAR
|