Ternyata Otak yang disetrum Bisa Menjadi Lebih Pintar -
Menghitung
dengan cepat sering menjadi momok bagi siapa saja. Namun, dengan
sedikit terapi berbahaya, kemampuan ini ternyata bisa dipelajari dengan
cepat.
Seperti yang dilansir oleh The Telegraph, baru saja para peneliti berhasil menemukan sebuah metode baru dalam mempercepat kerja otak untuk merespon berbagai persoalan matematika. Caranya cukup ekstrem, yaitu dengan memberikan otak sedikit kejutan listrik.
Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian terhadap otak para relawan yang bersedia dijadikan kelinci percobaan. Mereka diukur kemampuan aritmatikanya selama enam bulan sembari diberikan terapi kejut listrik yang tak berbahaya di kepala.
Pemberian kejutan listrik ini pun dibeda-bedakan dari besaran dan jangka waktu terapinya. Ada yang menerima kejutan listrik dengan kekuatan setara baterai AA selama 20 menit sehari selama lima hari, mampu mempercepat kinerja otak mereka hingga 28 persen.
Sayangnya, peningkatan ini sendiri terjadi tidak secara permanen. Tercatat, hanya dalam waktu enam bulan saja performa otak dalam menghitung sudah kembali seperti keadaan normal sebelum diberi kejutan listrik.
Meski begitu, para peneliti dari University of Oxford percaya bahwa penelitian ini bisa diterapkan untuk mereka yang kesulitan dalam mengerjakan berbagai problem seputar matematika. Contohnya saja, mereka yang menderita kelainan diskalkulia, sebuah penyakit mirip disleksia.
Selain itu, bisa dipastikan pula bahwa terapi ini sangat aman untuk diterakpan. Asalkan, harus dengan pengawasan orang yang benar-benar ahli di bidang ini.
"Jumlah listrik yang kami setrumkan sangat kecil dan tak menyakitkan. Sebagian besar bahkan bertanya apakah alat yang kami berikan kepada mereka rusak atau tidak bekerja karena mereka tidak merasakan apapun," terang Dr Roi Cohen Kadosh, pemimpin penelitian.
[nvl]
Seperti yang dilansir oleh The Telegraph, baru saja para peneliti berhasil menemukan sebuah metode baru dalam mempercepat kerja otak untuk merespon berbagai persoalan matematika. Caranya cukup ekstrem, yaitu dengan memberikan otak sedikit kejutan listrik.
Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian terhadap otak para relawan yang bersedia dijadikan kelinci percobaan. Mereka diukur kemampuan aritmatikanya selama enam bulan sembari diberikan terapi kejut listrik yang tak berbahaya di kepala.
Pemberian kejutan listrik ini pun dibeda-bedakan dari besaran dan jangka waktu terapinya. Ada yang menerima kejutan listrik dengan kekuatan setara baterai AA selama 20 menit sehari selama lima hari, mampu mempercepat kinerja otak mereka hingga 28 persen.
Sayangnya, peningkatan ini sendiri terjadi tidak secara permanen. Tercatat, hanya dalam waktu enam bulan saja performa otak dalam menghitung sudah kembali seperti keadaan normal sebelum diberi kejutan listrik.
Meski begitu, para peneliti dari University of Oxford percaya bahwa penelitian ini bisa diterapkan untuk mereka yang kesulitan dalam mengerjakan berbagai problem seputar matematika. Contohnya saja, mereka yang menderita kelainan diskalkulia, sebuah penyakit mirip disleksia.
Selain itu, bisa dipastikan pula bahwa terapi ini sangat aman untuk diterakpan. Asalkan, harus dengan pengawasan orang yang benar-benar ahli di bidang ini.
"Jumlah listrik yang kami setrumkan sangat kecil dan tak menyakitkan. Sebagian besar bahkan bertanya apakah alat yang kami berikan kepada mereka rusak atau tidak bekerja karena mereka tidak merasakan apapun," terang Dr Roi Cohen Kadosh, pemimpin penelitian.
[nvl]