Siapa Bilang Ganja Itu Bahaya ? Read Before Comment -
Quote:FAKTA VS MITOS Tentang Ganja
Masyarakat Indonesia pada umumnya tidak mengetahui dengan pasti apa sebenarnya akibat yang ditimbulkan dari penggunaan ganja atau marijuana. Mereka tidak pernah mendapatkan informasi yang benar dan jujur mengenai efek dari zat yang terkandung dalam ganja. Informasi yang mereka peroleh umumnya bersumber dari suatu penelitian ilmiah yang tidak lengkap dan hanya sepihak. Banyak informasi yang keliru yang bisa kita temukan dari hasil penelitian tersebut. Sayangnya hukum dan undang-undang juga turut ambil bagian dari kekeliruan ini, sehingga vonis yang di kenakan bagi orang yang kedapatan memiliki ganja amat sangat berat dan sangat tidak adil. Hukuman yang di terima atas kepemilikan ganja lebih berat jika di bandingkan dengan dampak dan akibat yang di timbulkan atas penggunaan ganja.
Ada banyak mitos yang keliru dan sangat menyesatkan di seputar tanaman ganja ini. Mitos yang negatif terhadap tanaman ganja telah lama menghantui alam pikiran masyarakat di Indonesia, bahkan di dunia. Oleh karena itulah maka ganja atau cannabis atau marijuana menjadi momok menakutkan yang kerap menghantui pikiran tiap orang apabila mendengarnya, terutama bagi orang tua yang memiliki anak-anak remaja yang baru tumbuh dewasa. Mereka takut jika anak, saudara, atau teman mereka terkena pengaruh untuk mengkonsumsi ganja.
Dari beberapa penelitian ilmiah di bawah ini (disertai dengan referensi) terbukti bahwa ganja bukanlah sesuatu yang berbahaya seperti apa yang di ketahui masyarakat selama ini. Berikut ini adalah beberapa bukti ilmiah yang mengungkapkan FAKTA yang sebenarnya dan sekaligus membantah anggapan yang salah selama ini.
Mitos: Ganja dapat mengakibatkan kecanduan yang sangat tinggi.
Menggunakan ganja dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kecanduan secara fisik dan membutuhkan ahli terapis untuk bisa berhenti dari kebiasaan menggunakan ganja.
Fakta: Kebanyakan pengguna ganja hanya menghisap ganja sesekali saja.
Penelitian di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa hanya sedikit orang-orang yang mengkonsumsi ganja, hanya sekitar 1 persen dalam sehari orang mengisap ganja dan hanya sedikit sekali yang mengalami ketergantungan. Seorang pengguna berat ganja dapat berhenti dengan mudah tanpa mengalami kesulitan. Ganja tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Jika orang mengalami gejala putus ganja, mereka tidak akan mengalami masalah yang berarti.
Referensi:
- United States. Dept. of Health and Human Services. DASIS Report Series, Differences in Marijuana Admissions Based on Source of Referral. 2002. June 24 2005.
- Johnson, L.D., et al. “National Survey Results on Drug Use from the Monitoring the Future Study, 1975-1994, Volume II: College Students and Young Adults.” Rockville, MD: U.S. Department of Health and Human Services, 1996.
- Kandel, D.B., et al. “Prevalence and demographic correlates of symptoms of dependence on cigarettes, alcohol, marijuana and cocaine in the U.S. population.” Drug and Alcohol Dependence 44 (1997):11-29.
- Stephens, R.S., et al. “Adult marijuana users seeking treatment.” Journal of Consulting and Clinical Psychology 61 (1993): 1100-1104.
Mitos: Ganja yang diproduksi sekarang berpotensi lebih berbahaya di banding yang dulu.
Orang dewasa yang pernah menggunakan ganja di tahun 1960-an dan 1970-an tidak menyadari bahwa remaja sekarang menggunakan ganja yang jauh lebih berbahaya daripada ganja yang dahulu mereka konsumsi.
Fakta: Ganja yang di konsumsi remaja sekarang adalah sama seperti yang pernah di gunakan remaja di tahun 1960 dan 1970 an.
Sample THC yang digunakan oleh Drug Enforcement Administration untuk menghitung adanya potensi peningkatan kadar psikoaktif tidak mewakili THC dari ganja yang secara umum tersedia saat ini. Data potensial dari tahun 1980-an sampai sekarang menunjukkan tidak adanya peningkatan rata-rata kadar THC dalam ganja. Walaupun jika dikatakan ganja berpotensi mengalami peningkatan, itupun belum tentu membuatnya menjadi lebih berbahaya. Marijuana cukup bervariasi secara substansial dalam potensi menghasilkan efek psikoaktif yang serupa.
Referensi :
- King LA, Carpentier C, Griffiths P. “Cannabis potency in Europe.” Addiction. 2005 Jul; 100(7):884-6
- Henneberger, Melinda. “Pot Surges Back, But It’s, Like, a Whole New World.” New York Times 6 February 1994: E18.
- Brown, Lee. “Interview with Lee Brown,” Dallas Morning News 21 May 1995.
- Drug Enforcement Administration. U.S. Drug Threat Assessment, 1993. Washington, DC: U.S. Department of Justice, 1993.
- Kleiman, Mark A.R. Marijuana: Costs of Abuse, Costs of Control. Westport: Greenwood Press, 1989. 29.
- Bennett, William. Director of National Drug Control Policy, remarks at Conference of Mayors. 23 April 1990.
Lanjut Dibawah GAN